Follow Us

Ini Dia Solusi untuk Band Minim Budget Bisa Tetap Berkarya

Agung Mustika - Sabtu, 21 April 2018 | 09:15
Yuk, Mulai Aktif dan Support Musisi Lokal!
Hai Online

Yuk, Mulai Aktif dan Support Musisi Lokal!

Lebih lanjut sistem crowdfunding memungkinkan para musisi bikin project musik sesuai keinginan fans mereka. "Sebelum bikin champaign, musisi bisa bikin polling dulu dan tanya ke fansnya, 'Eh, gue enaknya bikin project apa nih? Bikin albumkah, tour, intimate showcase-kah, pengen gue kolaborasi sama siapa, dll'. Jadi projectnya bisa lebih terarah dan sesuai sama yang fans mau," ujar Maulana.

"Karena yang namanya project musik itu kolaborasi. Lewat crowdfunding, kolaborasi antara musisi dan fans itu terjadi. Supaya musisi indie dan fans juga punya ikatan emosional yang bisa mendukung satu sama lain," jelas cowok bertubuh gempal ini.

Di Kolase.com, sistem crowdfunding yang dijalankan adalah sistem reward. Siapa aja yang punya ide kreatif di bidang musik, kayak bikin album, video klip, konser musik, dan pengen jadiin projek itu, bisa bikin campaign-nya di Kolase.com. Lewat dana yang dikasih mereka bisa dapetin timbal balik produk atau merch yang dijanjiin kalo campaign-nya berhasil.

Sebagai pembuat champaign, lo harus bikin profil yang menarik. Soalnya, setiap kampanye bakal ada deadline. Setelah project diluncurin, setiap hari bakal dihitung mundur dan lo harus mencapai gol angka pendanaan sebelum tanggal deadline. Biar dana hasil uang donasi dari simpatisan proyek lo bisa cairin.

Intinya, kerja keras!

Di Kolase.com sendiri ada champaign Base Non Target. Artinya, kalo dana yang terkumpul kurang dari 70 % dari target, para pendana juga tetep bakalan dapet reward dari project yang dijalankan. Meski begitu ada juga crowdfunding yang masuk kategori gagal.

Maulana juga jelasin, nih, kenapa ada kolaborasi yang gagal tapi banyak juga yang sukses. "Namanya aja champaign artinya kampanye. Tapi mereka sendiri nggak kerja keras buat champaign. Mereka juga harus kreatif, PD sama champaign yang dibikin, harus gembor-gemborin di medsos mana pun, dan aktif juga bikin promosi yang kreatif," jelas cowok berkacamata ini.

Maulana juga jelasin kalo pihak Kolase sendiri selalu nyoba bantuin champaign lewat Instagram, Facebook, YouTube dan platform digital lainnya. Tapi balik lagi, para pembuat kolaborasi atau champaign itulah yang harus berkampanye.

Hmmmm, masuk akal juga kan? Soalnya, kalo pengen band indie terkenal, musisinya sendiri juga harus down to earth promosiin karya-karyanya. Lewat medsos, gig dari festival ke festival yang lain. Apalagi kalo itungannya sebagai new comer.

Design: Destira Ningdias
Nggak mungkin banget cuma manfaatin platform crowdfunding tapi seharian cuma makan mie instan terus tidur dan terus terkenal. Ngimpi! Ujung-ujungnya musisi juga harus tetap aktif jualan, ngingetin launching albumnya kapan, intimate showcase-nya kapan, dan lain-lain. Intinya, lo juga harus kerja keras!

Reward yang dijanjiin juga harus lebih kreatif, guys. "Namanya reward kan bisa macem-macem makanya juga harus kreatif. Bisa tanda tangan, atau kalo ngerasa cantik ya kecupan bibir kek apa kek, hehehehe, karena emang hasil reward fisik itu yang bikin orang makin tertarik pengen nge-boost," jelas Maulana sambil ketawa.

Maulana juga share cerita tentang anak-anak SMA yang ngadain pendanaan pensi lewat Kolase.com dan ngelakuin kerja keras champaign yang gila-gilaan. "Mereka champaign di twitter, di instagram, ngasih tahu artis yang bakal dateng siapa aja, bakal dapetin apa, dan berhasil," ujar Maulana.

Editor : Hai Online

Baca Lainnya

Latest