Follow Us

Wawancara HAI dengan Yon Koeswoyo: Dibenci Soekarno, Dipuja Masyarakat

Alvin Bahar - Jumat, 05 Januari 2018 | 06:30
Yon Koeswoyo diabadikan dalam jumpa pers konser Andaikan Koes Plus Datang Kembali di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (16/11/2016).
Alvin Bahar

Yon Koeswoyo diabadikan dalam jumpa pers konser Andaikan Koes Plus Datang Kembali di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (16/11/2016).

TAK TERTANDINGI

Kalo ditanya tentang musik Indonesia sekarang, dengan sigap Yon langsung angkat jempol.

"Industri musik sekarang itu luarbiasa. Maju. Nggak kayak jaman saya dulu. Banyak musisi muda yang kreatif dan berani bikin lagu. Sayangnya, nggak ada yang bisa sehebat Koes Plus. Jadi legenda. Band-band sekarang lagunya cuma bisa bertahan sebentar. Setelah itu dilupain masyarakat," tambahnya.

Buat Mas Yon, akar masalahnya adalah sekarang ini terlalu banyak band bermunculan. Hasilnya, masyarakat sering dicekokin sama lagu baru padahal lagu sebelumnya masih enak dinyanyiin.

Parahnya lagi, menurut Mas Yon, hampir semua band sekarang nggak punya karakter spesifik. Kalo pun ada, karakter mereka terbatas di satu warna. Ini yang bikin band sekarang nggak bisa berkembang segila Koes Plus.

"Saya suka Peterpan. Musiknya khas. Dan saya liat nggak ada yang nyamain. Beda sama Dewa 19, kalo dia khan keliatan niru Queen. Tapi sayangnya, Peterpan nggak bisa bertahan lama. Soalnya warna musiknya cuma di situ aja. Kalo Koes Plus khan bisa kemanamana. Keroncong bisa, Dangdut bisa, Rock 'n Roll apalagi," jawab pria yang udah 48 tahun kecennplung di industri musik Indonesia, santai.

Jadi, menurut Mas Yon, biar bisa survive di industri musik, harus punya karakter dan bisa menjelajah ke berbagai genre. Hmmm..., solusi yang masuk akal sepertinya.

Buat yang mau bertahan, berani coba resepnya?(*) (Rahmat Budiman)

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest