Kayak Gimana Sih Ketua OSIS Yang Diinginkan Warga Sekolah? Ini Jawabannya

HAI-online.com - Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS atau di beberapa sekolah disebut Student Council sangatlah penting kedudukannya di sekolah, menjadi jembatan antara siswa dengan sekolah. Begitu pentingnya OSIS, maka dibutuhkanlah susunan kepengurusan yang baik agar kinerja yang diberikan OSIS maksimal. Kepengurusan yang baik datang dari ketua OSIS yang baik pula.

Bagi siswa SMA, memilih Ketua Osis itu udah kayak milih presiden. Bahkan, sampe ada kampanye dan pemilunya juga. Siapa yang jadi ketua OSIS adalah penentu gimana serunya program-program yang ada di sekolah setahun ke depan. HAI pengen tahu nih, seperti apakah ketua OSIS yang diharapkan para siswa? Berikut pendapat dari teman-teman kita

(BACA: Ternyata Ini Cita-cita dan Makna Masa Muda Bagi Pelajar SMA )

Mohammad Bayu Nur Akbar - Sampoerna Academy Jakarta

Ketua OSIS yang keren itu punya kharisma, berwibawa, namun nggak ditakuti oleh teman-teman. Ketua yang mau mendengarkan kritik dan saran dari anggota serta teman-teman. Ketua yang benar-benar menjadi pemimpin bagi teman-temannya. Bukan ketua yang hanya banyak pencitraan di depan para guru, namun tidak pernah mendengar apa yang disarankan siswa.

Menurut gue, Ketos itu lebih baik cowok, karena pada dasarnya cowoklah yang memiliki kemampuan lebih dalam hal kepemimpinan. Memang benar pemikiran cewek lebih tertata daripada cowok. Namun, kebanyakan cewek kurang suka dikritik oleh teman-teman ataupun anggota. Cowok cenderung lebih tegas daripada cewek. Cowok juga pada dasarnya lebih kuat secara fisik daripada cewek.

Bari Iffat Joesoef Habibi Junior - Sampoerna Academy Jakarta

Ketua OSIS yang keren itu memiliki pemikiran yang terbuka, suka bergaul dengan siapapun, nggak baper kalau dapet kritikan, mau menerima semua aspirasi dan mengaplikasikannya dengan baik.

Cowok lebih pas untuk jadi ketua OSIS. Kemungkinan besar cowok itu dapat menyentuh segala aspek dalam memimpin, cewek pun bisa, tapi mungkin terdapat beberapa aspek yang dapat menghambat dirinya dalam memimpin sebagai seorang wanita.