Nah, kalau yang ini kayaknya hampir sama kayak anak-anak jurusan lain, bro. Penampilan yang enak dipandang, tuh, wajib hukumnya. Ya dengan berpenampilan rapi dan modis, setidaknya orang-orang akan menaruh respect buat kita, bahkan bikin orang jadi lebih nyaman saat harus ngobrol atau saling bertukar pikiran dengan kita. Syukur-syukur bisa dapet gebetan, kan? Itu namanya bonus, jek!
Nggak Perlu Berhitung!
"Kebanyakan orang ambil jurusan hukum gara-gara mereka berpikir nggak ada hitung-hitungannya. Itu salah besar. Kuliah jurusan ini juga ada hitung-hitungannya. Meski nggak banyak, tapi kemampuan berhitung kita akan diasah di beberapa mata kuliah kayak Statistik, Hukum Waris, sampai Hukum Pajak," lanjut Timur.
Harus Jago Menghapal Undang-undang
Ini, nih, jadi salah satu mitos paling sering diomongin tentang anak-anak hukum. Meski undang-undang jadi salah satu 'makanan wajib' mereka, bukan berarti orang yang kuliah di jurusan ini harus jago banget menghapal undang-undang, bro. Kebayang, dong, gimana susahnya ngapalin undang-undang yang jumlahnya super duper banyak itu?
“Pemahaman seperti ini nggak benar, nggak 100 persen begitu. Undang-undang, tuh, bisa dibaca, dan saat ujian juga bisa buka buku undang-undang. Yang penting adalah kemampuan analisis terhadap satu kasus, memahami satu ketentuan, kemudian menerapkannya dalam kasus,” ujar Prof. Topo Santoso, , S.H., M.H., Ph.D, Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
"Kita nggak harus hapal semua undang-undang, kok. Intinya pemahaman konsep aja, sih. Nantinya, dengan pemahaman konsep itu, kita bisa tahu undang-undang apa yang sering digunakan di situ. Kalau pas ujian juga dibolehkan open book. Peraturan itu cuma untuk panduan aja, sih," lanjut Timur, yang kini bekerja sebagai Legal Officer di PT Arutmin Indonesia.
Pasti Tahu Hukum!
Yogi Kusumanegara, alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto mengatakan kalau banyak orang yang beranggapan bahwa anak-anak hukum atau para alumninya dianggap paling tahu tentang hukum. Padahal belum tentu, bro.