HAI-ONLINE.COM - ‘Anak hukum, tuh, kayaknya pada galak, deh.'
'Anak hukum gaya hidupnya tinggi, bro.'
Bla, bla, bla....
Kira-kira begitu yang terlintas di pikiran kita saat mendengar mata kuliah yang satu ini. Yap, Jurusan Hukum. Nggak salah, sih, kalau jurusannya para pengacara ini punya stigma kayak gitu, yang santer jadi bahan omongan saat kita mau memutuskan untuk memilih jurusan kuliah setelah kita lulus sekolah.
Saking seringnya diomongin, hal itu kemudian jadi semacam 'mitos' yang berkembang dan (malah) dipercaya oleh sebagian dari kita. Nah, gara-gara dengar omongan kayak gitu, kita jadi pikir beribu-ribu kali (halah!) buat memantapkan hati, menjadi salah satu mahasiswa fakultas hukum.
Namun ternyata, hal kayak gitu nggak sepenuhnya benar, loh. Nggak percaya? Biar nggak kebanyakan ngegosip, apa lagi menambah jajaran mitos terbaru soal Jurusan Hukum, mending kita tanya langsung sama teman-teman kita, yang sudah lebih dulu mencicipi serunya jurusan ini.
Anak Hukum Galak!
Nggak semua anak jurusan hukum, tuh, galak, bro. Buktinya, mereka nggak bakal, tuh, marah-marahin lo di pinggir jalan kalau lo nggak sengaja nyenggol mereka. Atau perkarain lo di pengadilan setempat gara-gara nggak sengaja numpahin minuman mereka.
"Anak hukum nggak galak, kok. Kalau tegas mungkin iya. Soalnya, dalam menghadapi kasus persidangan, kita nggak boleh selengean atau bercanda. Kita harus tegas untuk menyelesaikan satu kasus," ujar Natalie, salah satu alumni Fakultas Hukum Universitas Trisakti Jakarta.
Idealis Banget!
"Hahaha..., nggak bener, tuh. Sama aja kayak anak-anak jurusan lain. Pasti ada aja yang idealis, meski nggak banyak. Biasanya, di semester-semester awal doang idealisnya, selebihnya, mulai luntur, kok," timpal Mahiswara Timur, alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Anak Hukum dianggap mengedepankan penampilan