HAI-online.com - Ketika baterai smartphone sudah berkurang dayanya, akan muncul notifikasi untuk kita charge kembali. Tapi sebenarnya, kapan sih waktu yang tepat untuk charge baterai smartphone kita?
Ada yang bilang kita harus nge-charge sampai penuh. Tapi nggak sedikit juga yang bilang kalau hal tersebut justru malah nggak baik dilakukan.
Lantas, apa yang harus kita lakukan?
Diisi ketika sudah sampai 10 persen
Baterai lithium-ion nggak selalu cepat menyerap daya saat diisi. Ada kondisi tertentu yang memungkinkan listrik bisa lekas tersimpan, tepatnya ketika baterai sudah hampir kosong saat mulai diisi kembali.
“Secara umum, sebuah baterai bisa menerima charging rate yang lebih tinggi saat sisa kapasitas dayanya sudah renda, ketimbang masih tinggi,” ujar Mark Carlson, teknisi dari Motorola, seperti yang dilansir dari Forbes.
Lebih lanjut dia menambahkan bahwa biasanya baterai yang tinggal 10 persen bakal lebih cepat keisi ketimbang saat sisa dayanya masih 50 persen.
Menghindari overcharge
Mengapa hal itu bisa terjadi? Jawabannya sederhana aja. Baterai lithium-ion pada gadget modern dibekali mekanisme perlindungan terhadap overcharge alias kelebihan pengisian.
Mekanisme ini diterapkan dengan cara memperlambat kecepatan charging saat kapasitas yang terisi sudah melewati batas-batas tertentu supaya pengisian daya bisa lebih mudah dihentikan ketika baterai sudah menjelang penuh.
Biasanya, fenomena di atas bisa diamati ketika baterai sudah hampir full. Ketika kapasitas sudah berada di kisaran 90 persen, penambahan persentase bakal berlangsung lebih lambat ketimbang sebelumnya.