Kalo lagi iseng di tongkrongan dan gabut nggak tau mau ngapain, pernah random tau-tau kepikiran kenapa warna tanah itu cokelat nggak, sih?
Hahaha…, mikirin asal usul warna tanah itu emangr andom abis, sih. Tapi, nggak adalah salahnya, lho, buat kita ngulik sejarahnya. Lumayan, buat nambah ilmu.
Kalo lo penasaran, jadi gini ceritanya tanah itu bisa berwarna cokelat. Sungguh, serius, dan sesungguhnya warna tanah itu nggak hanya berwarna cokelat, lho.
Ada tanah yang berwarna merah, dan berwarna terang cenderung putih. Namun memang yang paling umum dan banyak dijumpai adalah tanah yang berwarna cokelat.
Tanah yang ada di Bumi dihasilkan oleh pelapukan batuan. Karena merupakan hasil pelapukan batuan, warna tanah pun berbeda-beda sesuai dengan warna mineral yang terkandung pada batu.
Misalnya saja tanah yang berwarna merah itu berasal dari mineral besi yang bereaksi dengan oksigen sewaktu pelapukan terjadi. Lalu tanah berwarna terang cenderung putih berasal dari batuan karbonat dan batu gamping.
Batu gamping tersebut mengandung mineral kalsium dan mangensium karbonat. Mineral tersebutlah yang membuat warna tanah menjadi putih. Tanah ini biasanya dapat kita lihat di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta.
Warna tanah menjadi cokelat ternyata nggak disebabkan oleh mineral yang ada dalam batuan. Jelas pembentukannya berbeda dengan tanah merah atau pun tanah putih.
Jadi warna cokelatnya dari mana, dong?
Pada saat menanam tumbuhan di atas tanah, nggak semua tanaman dapat tumbuh dengan baik. Ada tanaman yang kemudian mati dan terkumpul begitu saja di atas tanah.
Sisa-sisa tanaman yang mati tadi, menyebabkan munculnya mikroba di sana. Mikroba bisa hidup dengan mengurai dan menyerap karbon dari sisa-sisa tanaman tadi.
Tapi, nggak semua karbon yang ada dapat terurai oleh mikroba. Sebagian akan tersisa di dalam tanah. Proses seperti ini terjadi berulang kali dan karbon yang tersisa tadi akan menumpuk di dalam tanah.