HAI-online.com - Kalau kamu seneng ke Bali, udah pasti kamu sering melihat sebuah logo dari brand bernama "Stussy". Banyak orang yang menganggap bahwa Stussy adalah brang streetwear yang dipakai oleh anak-anak pantai.
Ada juga yang menganggap bahwa Stussy adalah brand streetwear baru yang populer dikalangan anak muda masa kini. Hmm, dalam artikel ini, HAI ingin membahas secara singkat, sejarah terbentuknya Stussy dan bagaimana brand ini dapat menjadi salah satu brand streetwear terbaik dunia.
Pada awal era '80-an, seorang cowok bernama Shawn Stussy, mengukir nama belakangnya, "Stussy" di papan seluncurnya.
(BACA:Jangan Cuma Pake. Kenali Yuk Asal-usul Anti Social Social Club)
Karena ia pikir logo yang ia ukir itu keren, akhirnya ia mulai menaruh dan menyablon logo tersebut di baju, celana hingga topi.
Ia memulai menjual barang-barang yang memiliki logo Stussy di pinggir pantai. Kala itu, Stussy nggak punya toko, sang pemilik hanya menggunakan mobil pribadinya di sekitaran Laguna Beach, California, untuk dijadikan toko Stussy.
Pada tahun 1984, ia mengajak temannya bernama Frank Sinatra Jr untuk berkerjasama dan membantu Shawn untuk menjual produk Stussy.
Stussy mulai melebarkan sayap ke Eropa pada tahun 1988, dan nggak lama setelah itu, Shawn membuka Stussy di SoHo, New York.
Setahun setelahnya, Stussy berhasil mendapatkan 20 juta dollar AS.
Akhirnya, popularitas Stussy nggak cuma ada di kalangan anak-anak pantai saja.
Hingga kini, Stussy digunakan oleh skater, rapper hingga anak-anak muda kekinian.
"Semua orang mengatakan bahwa (Stussy) adalah pakaian surfing, atau pakaian jalanan. Aku nggak menamakan itu, aku nggak menamakan itu dengan maksud," ujar Shawn Stussy.