HAI-online.com - Siapapun bisa berambut mohawk, menempelkan emblem di jaket, menggunakan gelang spiky, serta sepatu boots, tanpa perlu menyukai Rancid, Green Day, atau Sex Pistol. Singkatnya, atribut fesyen dari subkultur Punk sudah segitu membuminya.
Namun, untuk kamu yang memang menyukai punk dan suka menerapkan gaya bertato seperti Jerinx, rambut spikey seperti Billie Joe Armstrong, serta menjahit banyak emblem penuh slogan di jaketmu seperti Marjinal, sebaiknya kamu tahu makna serta sejarahnya.
Sejatinya, punk pada mulanya adalah aksi pemakaian simbol-simbol dengan cara "mencurinya". Gaya lusuh dan terkesan seram yang seperti menyuarakan pernyataan “unfashion is fashion” dipakai punkers bukan cuma untuk menarik perhatian, sob. Setiap atribut yang mereka pakai ada semangat perlawanan di dalamnya.
Baca Juga: Sebenernya Punk Itu Apa Sih? Ini 5 Ideologi Dasarnya Yang Mesti Lo Tahu
"Punk mencoba menyindir masyrakat awam dengan sikap anti kemapanan yang ditunjukkan dengan cara berpakaian, gaya rambut, asesori yang dikenakan, hingga 'memodifikasi' tubuh," tulis John Martono dan Arsita Pinandita di buku Punk! Fesyen, Subkulture, dan Identitas.
Apa saja sih makna di balik atribut punk itu? Nih, HAI sajikan ceritanya yang HAI sadur dari buku tersebut di atas. Simak:
1. Tindik
Kalau dilihat dari jaman dahulu, sih, budaya menindik ini udah pake sama suku-suku di Afrika, Papua, dan Dayak. Bahkan, ada yang lobang tindiknya gede banget. Bagi punkers, gaya tindik ini mereka "curi" untuk dimaknai kembali sebagai perlawanan terhadap tatan nilai sosial yang ada. Menindik badan, dan memodifikasi tubuh mereka adalah usaha membebaskan diri dari tabu dan norma yang membelenggu.2. Tato
Bagi anak punk, tato adalah simbol pemberontakan terhadap pandangan-pandangan stereotip masyarakat. Namun, kalau dilihat dari gambar serta tulisan yang mereka biasa jadikan tato, bisa dibilang juga bahwa tato adalah cara mereka untuk mengabadikan slogan atau simbol tertentu di dirinya, selain sebagai media untuk menyampaikan pesan tertentu.3. Kaos
Kaos yang dipakai punkers tentu sudah dimodif: di robek di beberapa bagian dan biasanya menampilkan gambar atau tulisan yang lekat dengan idealisme mereka.Sebelumnya, kaos bukan bagian dari tatanan fesyen punk. Namun, kaos di kalangan punk kian populer setelah film Rebel Without A Cause (1955) yang diperankan oleh James Dean. Kaos yang sebelumnya cuma sebagai underwear saja, digunakan sebagai pakaian sehari-hari.