HAI-online.com - Ketika membicarakan punk, yang kita bahas bukan lagi sekelompok orang yang bergaya serampangan dan berambut mohawk yang suka meneriakkan lagu-lagu distorsi berisi protes serta membuat pernak-pernik fesyennya sendiri.
Di musik, kita sekarang ini mengenal istilah pop punk, skate punk, hingga post-punk. Dalam berpenampilan kita suka memakai baju-baju harga selangit dari di toko-toko streetwear dipadu dengan jins yang sudah dari sananya sobek, mewarnai rambut, dan memakai sepatu boot yang kita nggak pakai untuk kerja.
Pernah bertanya, nggak, sih, sebenernya punk itu apa?
Baca Juga: Bukan Sekedar Keren-kerenan, 4 Gaya Rambut Punk Ini Punya Makna Historisnya. Kenali Yuk! Sejatinya, punk adalah subkultur yang lahir di London pada era 80-an. Sebagai gerakan, punk "melawan" kemapanan. Nggak cuma lewat musik tapi juga fesyen. Tapi, lebih dari itu, punk mewujud dalam pemikiran dan cara pandang hidup.
Nah, sebelum ngaku punk, sebaiknya kamu tahu nih 5 ideologi yang mendasari gerakan punk. HAI menukil dari buku Punk! Fesyen-Subkultur-Identitas
1. Do it Yourself (DIY)
Yaitu gaya hidup yang mengusahakan segala sesuatu bisa dibuat atau dikerjakan sendiri. Jadi, nggak langsung membeli produk yang udah jadi, apalagi kalau harganya selangit.2. Anti Kemapanan
Yang dimaksud dengan kemapanan adalah segala yang mainstream atau dominan di masyarakat. Punk selalu mempertanyakan segala yang dominan lalu menentangnya3. Counter Culture
Punk menawarkan alternatif dari budaya mainstream dengan cara mencuri simbol-simbol kemapanan lalu menciptakan gayanya sendiri.Dalam musik, misalnya, punk suka kord gitar yang simpel bukan mewah sebagaimana rock biasanya. Dalam berpakaian, punk meledek gaya berpakaian yang rapidan teratur dengan bergaya yang terkesan serampangan dan rebel.