Dilaporkan melalui media negara Global Times 6 Agustus 2017, mereka berkata bahwa Tianyan tidak sedang mencari seorang Ketua Peneliti karena posisi tersebut sudah diisi. Namun, mereka tidak menyebutkan siapa orang yang beruntung menjadi Ketua Peneliti Tianyan.
Proyek Tianyan adalah sebuah megaproyek yang menelan biaya 178 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,4 triliun. Ia mulai dibangun pada tahun 2011 dengan mempergunakan sebuah lubang runtuhan alami yang sudah ada sebelumnya, meskipun 9.000 warga lokal tetap harus direlokasi.
Jika berfungsi, Tianyan yang berukuran raksasa akan bisa menyaingi observatorium Arecibo di Amerika Serikat dalam mengumpulkan gelombang radio dari luar angkasa.
Dua tugas yang akan diembannya adalah mencari tanda-tanda keberadaan alien dan mempelajari lubang hitam.
Jenderal Direktur CAS, Wu Xiangping, pernah mengatakan pada tahun 2015, dengan memiliki teleskop yang lebih sensitif, kita akan dapat menerima pesan radio yang lebih lemah dan lebih jauh. Teleskop (Tianyan) akan membantu kita mencari kehidupan ekstraterestiral dan mengeksplorasi asal mula alam semesta.
Nah, gimana? Bemrinat untuk menjadi peneliti Alien bergaji Rp 16 Miliar pertahun?
Artikel ini pertama kali ditayangkan di Kompas.com, dengan judul artikel Terlalu Canggih, Teleskop Raksasa Pemburu Alien Kini Telantar