Follow Us

Kapan Sih Sebenarnya Vans Masuk ke Indonesia?

Alvin Bahar - Jumat, 02 Juni 2017 | 05:51
Vans, Bukan cuma untuk skater
Alvin Bahar

Vans, Bukan cuma untuk skater

Satu lagi jalur invasi brand ini di tanah air adalah dari budaya pop Jepang yang bisa dikonsumsi kawula muda lewat majalah-majalah impor.

Dibandingkan dengan pemakai yang berasal dari ranah skateboard dan musik, rupanya ada juga yang terpengaruh oleh style fashion Jepang.

Meski jumlahnya jauh lebih dikit, tapi mereka adalah orang-orang yang memang suka fashion, banyak membaca buku atau majalah yang memang menjadikan gaya Jepang sebagai referensi.

Baca Juga: Distributor Bangkrut, Vans Indonesia Tutup?

“Young at Heart” kolaborasi Vans dengan Disney.
“Yang menyukai itu sih, sangat sedikit. Bener-bener nggak nyampe deh 50 orang di Jakarta, dulu. Mungkin hanya 20-an kali ya. Yang into banget. Gue pun akhirnya dikenalin sama salah satu orang, dan ternyata gue baru ngeh, memang ternyata ada orang-orang yang into Vans karena si fashion Jepang ini, bukan karena si skate atau musik. Jadi dari segi fashion-nya, gitu,” ungkap Bang Claude lagi. “Dengan lo lihat sekarang Vans udah ada di mana-mana, ya itu efeknya si streetwear itu. Dan of course efek skateboard-nya sih yang utama, masih tetap roots-nya itu.”

Faktanya memang, kehadiran yang dibawa oleh arus streetwear Jepang itu sama sekali nggak mengganggu atau bahkan mempengaruhi pemakai yang datang dari kalangan skateboard atau musik. Mereka cukup nggak peduli sama gaya Jepang itu, karena mereka sesungguhnya menganggap Vans sebagai sneakers yang memang fungsional untuk dipakai bermain skate.

“Dan kita pakai juga buat manggung. Manggung kan lo juga lompat-lompat segala, ya lo kan band-band hardcore dan punk, kan pasti (Vans itu) rusak juga pada akhirnya,” timpal Bang Claude. (Jeanett/Kiram)

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest