Era digital memang membuat peluang kita untuk sukses terbuka lebar. Baik itu dari segi finansial, atau popularitas. Nah, masih berkaitan dengan isu berbisnis digital bagi anak muda, obrolan HAI dengan Mas M. Setiawan Kusmulyono selaku Faculty Member of Entrepreneurship & Creativity Universitas Prasetiya Mulya masih berlanjut di artikel ini.
Jadi, HAI bertanya kepada doi tentang persaingan bisnis anak muda dalam beberapa tahun mendatang. Hmm..., jadi, bakal seperti apa, nih, Mas?
“Untuk menjawab ini, maka perlu diluruskan terlebih dahulu siapa anak mudanya. Dalam 5 tahun lagi, maka anak muda yang diasumsikan usia 17 – 30 tahun adalah anak-anak yang saat ini masih duduk di sekolah dasar dan para first jobber (lulusan yang baru dapat kerja). Pada usia mereka saat ini, mereka sudah tergolong kepada Generasi Z, dimana generasi ini terbiasa untuk terakses dengan internet dan hidup dengan segala sesuatu yang serba instan,” tutur cowok yang karab disapa Mas Kelik ini, panjang lebar.
Nah, oleh karena itu, ini dia lima tantangan yang kemungkinan akan hadir dalam persaingan bisnis anak muda dalam beberapa tahun ke depan.
1) Pasar akan menjadi sangat terfragmentasi. Maksud terfragmentasi adalah dengan jumlah produk tidak bertambah, tetapi jumlah merek semakin bertumbuh. Contoh: Pada pasar jeans, mungkin tidak akan ditemukan jenis jeans baru lagi. Namun, jumlah merek produsen jeans akan bertambah. Hal ini membuat pasar terfragmentasi dan berakibat berkurangnya rasio kesuksesan dari produk dan merek baru.
2) Potensi terjadinya Red Ocean Market akan sangat mungkin terjadi karena diferensiasi antar produk menjadi tidak tampak. Jadi, pemain akan sangat “berdarah-darah” untuk berkompetisi di pasar ini. Buat yang belum tau, Red Ocean Market adalah kondisi dimana kita bersainga langsung di pasar yang sama dengan para pesaing.
3) Kemungkinan kolaborasi akan sangat tinggi. Jadi dapat terjadi masa datang, ko-kreasi antar produk semakin kuat. Misalnya saja, barbershop sekaligus restoran atau tempat belanja; tempat cuci mobil sekaligus supermarket. Hal ini mungkin terjadi karena tekanan pasar yang serba cepat dan waktu dianggap sangat berharga. Nah, masuk akal, kan?
4) Perang Imej akan sangat tampak dalam persaingan ini. Hal ini dikarenakan setiap bisnis akan coba membangun positioning-nya masing-masing di mata konsumen.
5) Anak muda harus siap menghadapi pasar yang mungkin penuh dengan barang imitasi dan tiruan. Barang imitasi yang ada pun kini semakin “berkualitas” dan semakin mirip dengan barang originalnya.
Setelah baca artikel ini, makin pede, dong, buat sukses di era digital? Harus, dong, karena sekarang dan beberapa tahun ke depan adalah saatnya kita unjuk gigi!