Follow Us

Kenapa Suntik Mati Dilarang di Indonesia Tapi di Negara Lain Boleh?

Alvin Bahar - Selasa, 09 Mei 2017 | 12:15
Prediksi Kematian
Alvin Bahar

Prediksi Kematian

Dia berkata bahwa argumen tersebut nggak menunjukkan hubungan sebab-akibat yang jelas antara legalisasi eutanasia dan holocaust.

Tapi... Siapa Saja yang Berhak Memilih Mati?

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Canadian Medical Association Journal mengungkapkan, sejak dilegalkan di Belgia pada 2012, kasus euthanasia meningkat dari 235 pada tahun 2013 jadi 1.807 pada tahun 2013.

Diberitakan Science Daily, 12 September 2016, peneliti juga menemukan peningkatan kasus eutanasia pada orang-orang yang nggak menderita kanker dan yang berusia di atas 80 tahun.

Lalu, walaupun tergolong kecil, penelitian juga menemukan adanya peningkatan kasus euthanasia pada orang-orang yang nggak memiliki penyakit serius dan yang memiliki kelainan psikitaris.

Baca Juga: Porsche Dinyatakan Tidak Bersalah Atas Kematian Paul Walker

Salah satu kasus adalah yang terjadi pada Ron dan Patricia Fellows. Pasangan suami istri itu meminta di-eutanasia sebab umurnya telah mencapai 90 dan 81 tahun.

Kalo berusia dan nggak memiliki penyakit serius, apakah seseorang berhak meminta di-eutanasia? Itu jadi perdebatan.

Di luar hukum Indonesia yang menolak eutanasia, Berlin Silalahi sendiri apakah berhak menerima eutanasia? Apa sebenarnya alasannya? Penyakit yang nggak bisa diobati atau nggak punya uang untuk membiayai pengobatan?

Kalo alasan keputusasaan Berlin adalah ekonomi, maka hukum Belgia sendiri melarang eutanasia. Masalahnya, apa penyelesaian bagi Berlin?

Sementara banyak perdebatan eutanasia masih berlangsung, Kanada sudah membicarakan hal yang lebih maju: mencoba memanfaatkan organ dari orang yang di-eutanasia.

Marie-Chantal Fortin dari Universitas Montreal seperti dikutip National Post, 20 Maret 2017, mengatakan, donasi organ akan membuat pasien yang memilih eutanasia merasa berkontribusi untuk masyarakat lewat kematiannya. (Shierine Wangsa Wibawa/Kompas.com)

Source : kompas.com

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest