Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Intel Indonesia akan mengirim 9 pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) ke-46 tahun 2016 ke ajang Intel International Science and Engineering Fair (IISEF) 2017 di Los Angeles, Amerika Serikat.
IISEF akan terselenggara pada 13-20 Mei 2017.
"Ini tahun ke-5 mengirimkan proyek penelitian. Tahun ini terbanyak dari LIPI, biasanya tiga proyek," kata Kepala Biro Kerjasama, Hukum dan Humas LIPI Nur Tri Ariyas di gedung LIPI, Jakarta, Senin (8/4/2017).
Sembilan orang tersebut berangkat dengan membawa lima proyek penelitian, mencakup bidang Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT), Ilmu Pengetahuan Kebumian (IPK), Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH), dan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IIPSK).
Baca Juga: 5 Riset yang Nggak Disangka-Sangka Bisa Membuat Cewek Tertarik Sama Kita!
Nur mengatakan, tujuan utama keikutsertaan Indonesia pada IISEF 2017 nggak sekedar berkompetisi, tetapi juga membangun minat siswa terhadap ilmu pengetahuan dan penelitian.
Chintya Silvi Yanti Hasan dan Zahratul Jannah dari SMA 80 Jakarta adalah salah satu tim yang akan berangkat ke ajang tersebut.
Keduanya meneliti perilaku cicak rumah yang bisa diaplikasikan dalam dunia arsitektur untuk menciptakan rumah bebas cicak.Reptil itu memang bisa memangsa nyamuk tetapi juga bisa membawa salmonella, bakteri penyebab diare dan demam.
Nur menuturkan, dalam proses mengikuti kompetisi, terdapat tahapan validasi penelitian dan pembinaan proses penelitian.
Baca Juga: Menurut Hasil Riset, Kecerdasan Menentukan Kekayaan
"Yang paling bagus dilakukan adalah sistem mentoring. Mereka melihat dunia penelitian, akses lab, bagaimana mengukur validitas hasil penelitian. Sistem itu yang kami adopsi," ujar Nur.
Selain Cynthia dan Zahratul, ada juga Miranti Ayu Kamaratih dan Octiafani Isna Ariani dalam bidang IPT dari SMA Al Hikmah, Surabaya.
Mereka meneliti pemanfaatan energi surya melalui ekstrak pewarna alami dari kulit buah naga merah.
Sementara, Azizah Dewi Suryaningsih dari SMAN 1 Yogyakarta, meneliti dalam bidang IPK tentang pemanfaatan hutan bambu dalam mitigasi dari awan panas Gunung Merapi.
Dalam bidang IPT, ada Shofi Latifah Nuha Anfaresi dan Intan Utami Putri dari SMAN 1 Sungailiat meneliti penggunaan pasir Laut Bangka sebagai pelarut hasil tailing (material sisa tambang) timah.
Selain itu, Latifah Mar'atun Sholikhah dalam bidang IPSK meneliti sikap masyarakat terhadap anak yang mengidap HIV AIDS di Surakarta. (Lutfy Mairizal Putra/Kompas.com)