Gigs memang nggak pernah berenti-berentinya memuaskan dahaga anak-anak muda Indonesia yang haus akan acara musik bawah tanah.
Musik seperti Metal, Punk dan Rock and Roll di kalangan anak SMA, sekitar 8 hingga 10 tahun lalu, memang susah mendapatkan tempat unjuk giginya.
Maka dari itu, banyak anak-anak muda lainnya yang bergandengan tangan dalam berinisiatif mengadakan gigs di tempat-tempat seperti Rossi, De Javu, Marotti, Viky Sianipar Music Centre, hingga Spazio PIM 2, atau tempat-tempat nongkrong kecil lainnya yang dianggap cukup untuk menampung maksimal 100 orang semalam suntuk.
Nah, HAI ingin berbagi sama kalian penampakan pamfllet, flyer dan poster dari gigs pada saat itu. Perhatikan HTM (Harga Tiket Masuk)nya yang masih murah banget. Liat juga tahun dan tanggalnya.
Kalau dilihat dari desainnya, mungkin pamflet, poster hingga flyer gigs ini sangat sederhana, tapi percaya, deh, itu semua mampu mengundang ratusan anak-anak muda untuk datang ke satu tempat demi menyaksikan penampilan band-band keren yang juga seumuran sama mereka umurnya!
Mungkin sebagian dari kamu masih pada SD saat itu. Atau mungkin sebagian dari kalian ada yang menjadi pelaku dari skena musik bawah tanah saat itu. Ya sudah lah, toh kalian bisa mengerti sejarah musik independen saat itu, atau bisa juga nostalgia.
1. Biasanya, sebelum masuk ke venue gigs-nya, anak-anak muda yang berdatangan pada nongkrong dulu di depan pintu masuk, sambil ngobrol atau memerhatikan band-band favorit mereka.
2. Apalagi band-band yang mau manggung, pasti ada aja yang nggak bawa alat, dan akhirnya minjem sama band lainnya.
Halaman Selanjutnya
Merubah ParadigmaEditor : Hai
Baca Lainnya
PROMOTED CONTENT
Latest