Beberapa hari lalu, tepatnya Sabtu (4/3) timeline kamu pasti rame soal Women's March Jakarta. Meski judulnya ada embel-embel women, kita sebagai cowok harus tau juga lho soal Women's March Jakarta!
Aksi ini diadakan untuk menyambut International Women’s Day yang jatuh pada 8 Maret 2017. Sebanyak 700 orang, mulai dari cewek, cowok, juga transgender memulai aksi ini dengan berjalan dari Sarinah sampai ke depan Taman Pandang Istana. Mereka juga membawa berbagai macam poster yang mewakili tuntutan-tuntutan mereka. Aksi ini berjalan dengan damai dan seru, tanpa kehilangan maknanya.
Nih, laporan dari Cewekbanget.id tentang acara tersebut:
Kenapa cowok harus tau?
Women’s March nggak cuma menuntut kesetaraan gender, tapi juga banyak hal lain seperti toleransi dalam keberagaman, menghentikan kekerasan pada perempuan dan masih banyak lagi. Ada 8 tuntutan yang ingin disampaikan dalam Women's March Jakarta ini, dan tentunya nggak hanya tentang perempuan, tapi juga menyangkut hajat hidup orang banyak. Yang ikutan juga bukan cuma dari Jakarta, tapi dari kota lain, bahkan ada khusus yang datang dari Papua, lho, untuk mewakili aspirasi cewek Papua yang masih sering mengalami pelecehan dan kekerasan seksual, juga dijadikan objek sebagai barang tukar.
Salah satu tujuan dari aksi ini adalah mempercepat pengesahan undang-undang penghapusan kekerasan seksual. Mariana Amiruddin dari Komnas Perempuan pun menyuarakan hal ini, "Banyak korban kekerasan seksual nggak melapor karena takut, malu, dan nggak didengar oleh pihak berwenang. Kita harus mendorong pemertintah untuk segera mengesahkan UU penghapusan kekerasan seksual. Ini penting supaya nggak lagi ada korban."
Aktris, model, pembawa acara, sekaligus Duta PBB untuk Kesetaraan Gender, Hannah Al Rasyid mengutarakan betapa pentingnya Women's March ini. "Masalah kita ada banyak, ada pernikahan dini, pelecehan seksual, kekerasan di rumah tangga, dan gaji yang beda antara perempuan dan laki-laki. Masih banyak yang nggak sadar kalau seteraan gender itu nggak hanya menguntungkan bagi perempuan, tapi bagi laki-laki juga. Kesetaraan gender tuh ada untuk membangun bangsa." ujarnya.
"Jujur aku nggak nyangka acaranya bakal seramai ini, ternyata antusiasmenya besar sekali. Aku berharap sterotip gender itu akan dihapuskan dan makin banyak orang akan pengin tahu tentang perjuangan perempuan. Jangan lupa di sejarah Indonesia juga banyak feminis. Jangan lagi bilang kalo feminis itu budaya dari Barat." lanjut Hannah.
Selain Hannah Al Rasyid, ada juga temannya sesama seleb Nino Fernandez. Di sini Nino menuntut kesetaraan gender perempuan dan laki-laki.
"Aku di sini pengin memberikan suara untuk calon istri dan calon anak-anak perempuan aku nantinya. Aku nggak pengin istri dan anak-anakku nanti disiul-siulin. Mereka juga harus punya hak untuk bekerja di bidang politik, kepolisian, atau apapun pekerjaan yang isinya mayoritas laki-laki," jelas Nino.
"Dengan kesetaraan gender, negara kita juga bisa lebih maju, karena di negara-negara Eropa tuh kesetaraan gender sudah ada. Mudah-mudahan di Women's March ini kita bisa didengar sekarang sampai di masa depan," tutupnya.
Demo yang damai & seru tapi tetap bermakna
Seperti yang udah disinggung sebelumnya, kalau Women's March ini berjalan dengan sangat damai dan seru, tanpa kehilangan maknanya. Yaitu, untuk menyampaikan 8 tuntuttan yang dirasa perlu banget segera direalisasikan, tentunya harus dengan bantuan pemerintah. Nah, selain berbagai orasi dan march yang dilakukan, semua tuntutan dan semangat untuk menegakkan kesetaraan dan menghapuskan diskriminasi bagi sema gender, ras dan agama pun dituangkan dalam bentuk seni yang menarik dan seru. Ada pembacaan puisi, pertunjukan musik, performance art, juga pertunjukan tari rejang. Seru!
Semoga aksi apa yang dituntut dari aksi Women's March ini bisa segera terwujud di Indonseia serta berlahan dunia lain, sehingga nggak ada lagi gender, rasa, agama yang nggak dianggap setara atau didiskriminasi ya, guys!