Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Nggak Usah Takut Ditilang, Ini 3 Hal yang Harus Kamu Ketahui Soal Operasi Simpatik

Alvin Bahar - Kamis, 02 Maret 2017 | 03:30
Denda tilang
Alvin Bahar

Denda tilang

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) melalui Korps Lalu Lintas akan menggelar Operasi Simpatik mulai 1 Maret ini. Udah pasti, bakal ada razia di mana-mana. Namun kamu nggak perlu takut kalo udah baca beberapa hal yang harus kamu ketahui soal operasi simpatik ini. Simak ya!

1. Kenapa namanya "Operasi Simpatik"?

Foto: KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Operasi simpatik emang udah rutin digelar. Tapi udah pada tau belum apa artinya? Berikut pemaparan pengamat kepolisian, Neta S Pane terkait operasi tersebut.

"Operasi simpati merupakan satu solusi untuk menekan tingginya angka kecelakaan lalu lintas. Namun operasi simpatik yang dilakukan Polri harus benar-benar simpati, sehingga nggak mengedepankan sikap refresif atau penindasan," terang Neta kepada Kompas.com.

Cara-cara simpatik, menurut Neta, akan lebih menarik simpati masyarakat pada Polri ketimbang mengedepankan tindakan hukum. kalo masyarakat sudah simpati, akan sangat mudah bagi Polri untuk menggugah kesadaran masyarakat.

2. Serentak se-Indonesia

KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA
Operasi itu dimulai serentak di seluruh wilayah Indonesia selama 21 hari, mulai 1 Maret 2017. Dalam operasi kali ini polisi akan memastikan helm pengendara sepeda motor sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.

Begitu juga dengan spion, knalpot, ban, spesifikasi teknis, dan surat kelengkapan kendaraan serta pengendara.

3. Nggak ada penilangan

TRIBUNKALTIM.CO/CHRISTOPER DESMAWANGGA
Pada tahun 2016, masih ada penindakan terhadap pelanggar dengan porsi 80 teguran dan 20 persen penindakan. Nah, pada tahun ini, dibuat berbeda karena tujuan dari Operasi Simpatik agar masyarakat lebih simpati kepada polisi.

Konsep Operasi Simpatik 2017 berbeda dengan tahun sebelumnya. Kali ini, petugas kepolisian nggak diarahkan untuk melakukan penindakan kepada pengguna kendaraan bermotor di jalan raya.Menurut Kepala Bagian Operasional Korlantas Polri Kombes Pol Benjamin, tahun lalu masih ada penindakan, dengan porsi 80 persen teguran dan 20 persen tindakan. Namun, 2017 ini dibuat beda, fungsi dari operasi itu untuk membuat masyarakat lebih simpati kepada polisi.

"Misalnya kita melakukan edukasi ke sekolah-sekolah, atau bisa juga memberikan pelayanan terbaik di Satpas SIM, sehingga masyarakat lebih simpati kepada kami," ujar Benjamin saat dihubungi Otomania.com, Senin (27/2). (Kompas.com/Tribunnews.com/Otomania)

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x