Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Dulu Nge-Hack IT SMA, Sekarang Jadi CEO Sebuah Startup. Kenalan Yuk Sama Tyovan Ari Widagdo!

- Sabtu, 04 Maret 2017 | 06:00
Dulu Nge-Hack IT SMA, Sekarang Jadi CEO Sebuah Startup. Kenalan Yuk Sama Tyovan Ari Widagdo!
Hai Online

Dulu Nge-Hack IT SMA, Sekarang Jadi CEO Sebuah Startup. Kenalan Yuk Sama Tyovan Ari Widagdo!

“Wah, mau nanya-nanya keseharianku? Keseharianku, mah, tidur aja, haha.” seloroh sang CEO Bahaso, sebuah perusahaan aplikasi media sosial untuk belajar bahasa asing di awal perjumpaannya dengan HAI, beberapa bulan lalu.

Namanya Tyovan Ari Widagdo. Cowok berusia 27 tahun ini asalnya dari Wonosobo, Jawa Tengah. Pembawaannya ramah, apalagi ketika kami ajak ngobrol panjang di kantornya. Saat itu, satu per satu cerita pengalaman hidup Tyovan mengalir keluar dari bibirnya sampai bikin kami tercengang, bahkan sampai nggak kerasa udah dua jam kami duduk berbincang. Mulai dari pengalamannya sebagai hacker, sampai kisahnya sekarang sebagai pimpinan perusahaan.

Disadarkan Guru Seni

Kecintaan Tyovan pada teknologi diawali dari hobi kanak-kanaknya bermain dingdong dan PlayStation. Memasuki usia remaja, untuk pertama kalinya Tyovan diajakin sama seorang temannya buat main ke salah satu warnet (warung internet, RED) di Wonosobo. Berawal dari situlah, Tyovan akhirnya mulai kenal dan lengket sama apa yang namanya internet.

Sayangnya, Tyovan nggak bisa leluasa menghabiskan waktunya di depan layar. Wajar, karena waktu itu, Tyovan nggak cukup beruntung untuk bisa punya komputer sendiri di kamar, sehingga ia terpaksa harus mengandalkan warnet, atau lab komputer di sekolah. Padahal keinginan Tyovan menggali ilmu komputer itu luar biasa besar. Terlebih setelah ia menangkap betul, omongan salah satu gurunya.

“Aku satu kali inget banget perkataan guru SMP-ku, guru seni. Namanya pak Sri. Dia bilang, ‘eh kalian, kalau kalian belajar komputer, jangan cuma belajar Ms. Word sama Ms. Excel aja. Apalagi kalian yang punya komputer di rumah, jangan cuma belajar nge-game tok. Coba kalian bikin aplikasi, software, nah software itu bisa kalian jual.” curhat cowok yang kemudian tekun belajar IT secara otodidak ini.

Hacking Dulu, Bro…

Alih-alih bikin bisnis software, ia malah bandel nyari tau trik buat nge-hack. Paling sering, ia nge-hack server warnet buat reset billing, biar tagihannya nggak bikin ‘kantong sobek’. Duh!

“Iya aku tuh dulu nakal. Saya suka nge-hack ini itu, eh tapi akhirnya bosen. Pernah bikin virus, pernah ngebobol sana sini. Pernah nge-hack (situs) SMA N 78 Jakarta juga, terus besoknya dipanggil kepala sekolah. Terus ngebobol buat beli kamera juga pernah. Haha.” ungkap lulusan SMA N 1 Wonosobo ini cengegesan.

Sekali waktu, Tyovan berpikir kalau apa yang ia lakukan itu nggak ada manfaatnya. “Okelah jadi punya apa-apa (karena nge-hack), tapi kan bukan itu tujuannya. Akhirnya pengen bikin sesuatu yang membangun.” repet laki-laki yang pernah berkesempatan belajar IT (Teknologi Informasi, RED) di Sillicon Valley ini.

Niat timbul, ide pun muncul. Kebetulan, waktu itu ia menjumpai permasalahan soal kelengkapan informasi kabupaten Wonosobo yang masih minim banget di internet. “Ini, saya langsung melihatnya sebagai problem. Kalau orang-orang mau liburan terbiasa mengakses internet dulu, kalau Wonosobo nggak ada informasinya sama sekali gimana orang mau tau. Pariwisatanya pasti meningkat, kalau ada medianya.” imbuh Tyovan.

Lanjut dari situ, Tyovan langsung tergerak bikin situs yang menyediakan informasi lengkap soal Wonosobo. Situs ini jugalah yang kemudian menjadi jalan bagi Tyovan hingga dikenal sebagai sang ahli IT di tanah kelahirannya.

Gara-gara MEA

Keinginan untuk mampu menemukan solusi tak ayal juga menjadi semangat serupa yang dianut Tyovan sebelum membentuk Bahaso.

“Di Bahaso juga gitu. Kita nanya dulu, kita punya masalah apa sih di Indonesia yang mendesak, salah satunya kan bahasa, karena kita mau MEA kan, nah nggak semua orang Indonesia bisa berbahasa Inggris. Makanya kita masuk ke sini.” ucap laki-laki yang pernah menolak tawaran jadi CEO di salah satu anak perusahaan Air Asia, lantaran merasa proyek Bahaso nggak bisa ia tunda-tunda.

Berangkat dari visi ingin menyelesaikan masalah dan membantu banyak orang, Bahaso pun resmi diluncurkan pada 5 Januari 2015. Tyovan pun langsung menjadi orang nomor satu di Bahaso hingga sekarang, dan teguh berprinsip menjalankan perusahaan dengan penuh keterbukaan.

“Aset utama perusahaan terletak pada orangnya. People. Maka orangnya itu kita kembangkan. Aku lebih setuju keterbukaan, membebaskan orang-orang untuk mengeluarkan ide, berdiskusi, dan juga bebas mau riset apa, karena perusahaan ini based on research.” tandas laki-laki yang kerap memamerkan senyumnya tiap ngobrol ini.

“Intinya saya cuma dikasih nasihat, hidup itu harus berguna buat orang lain. Pernah saya ada di satu titik bener-bener ada di bawah, terus kemudian dari situ terus nyadar, wah iya, ya, ternyata kita hidup nggak buat kita sendiri. Ternyata kalau hidupnya cuma buat cari kekayaan, buat cari duit, dan hal-hal yang bersifat kayak gitu, kita nggak akan pernah puas.”

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x