Setelah 51 tahun, akhirnya Vans menjelaskan apa arti "Off The Walls" pada merknya.
Hal itu ditunjukkan lewat video-video kampanye terbaru yang sedang digagas oeh tim marketing Vans. Mereka pada akhirrya jelasin kalimat 'Off The Wall" yang udah ngalamin pelebaran makna.
“Kami bukan lagi sebuah brand skateboarding aja. Kami sudah jadi brand lifestyle yang lebih luas," ujar Global Brand President Doug Palladini. Ia juga mengakui kalo kalimat itu tetap nyambung dengan masa sekarang, meski sudah ngalamin perluasan makna.
"Kalimat off the wall udah seperti sikap atau prinsip dasar," sambung Palladini lagi. "Off the wall adalah misi dan pesan brand Vans buat kawula muda untuk fokus berfikir berbeda, kreatif, menjadi diri sendiri, true individual, Penuh kreativitas, itu penting bagi remaja."
Nah, itu artinya sekarang. Lantas apa arti "Off the Wall" zaman dulu?
Nah, Palladini berkisah, itu harus ditarik mundur ke belakang ke era 1960-an akhir sampai awal 1970-an.
Jadi, kalimat ini emang dipake sama anak-anak pionir skateboard di California sekitar akhir tahun 60-an kalo lagi pada main skateboard. Jadi semacam istilah atau slang-nya anak-anak skateboard pada masa itu.
Ada yang pernah nonton Dogtown and the Z-Boys alias Lords of the Dogtown ?
Heh? Ya kolam renang kosong.
Malah, ketika anak-anak kota Venice sering dijuluki dengan Dogtown menemukan satu rumah besar yang kolamnya selalu tak dalam keadaan kering, di situlah sebuah skena bermula. Kolam renang orang-orang kaya di kawasan Venice, rata-rata punya dasar yang melengkung seperti mangkok. Dari sinilah istilah bowl bermula. Mereka dengan pol-polan mengembangkan skill skateboarding mereka. Dulu, sebelum ada tren main di kolam renang, skateboarding hanya sebatas meluncur sampai memainkan ketangkasan di atas papan seperti akrobat.
Tapi setelah era-pool skateboarding yang dipelopori oleh Jay Adams, Tony Alva, dan Stacey Peralta, permainan skateboard berubah. Atraksi aerial atau terbang melambung di udara dan meluncur secara horisontal di kolam udah jadi skill yang wajib di punya oleh remaja cowok Venice pada masa itu.
"Dari sinilah istilah "Off the Wall" itu bermula. Mereka meluncur keluar dari beton kolam, seperti melawan gravitasi, lalu melakukan pose di udara, kemudian meluncur lagi ke bawah kolam," ujar Palladini.
Sepatu Vans muncul jadi sepatu wajib anak-anak skate Venice pada masa itu. Dengan sol karet dan bodi berbahan kanvas, sepatu Vans jadi gear yang nyaman dan punya kemampuan "menggigit" papan yang kuat.
Seperti kata Tony Alva, yang sekarang udah berusia 59 tahun dan masih main skate, dia jadi salah satu brand ambassador Vans bersama surfer Nathan Fletcher, style blogger Jayne Min, drummer Louise Bartle, dan gitaris Alex Knost.
“Skateboarding to me is not what everybody else is doing. It’s an individual expression of your identity.”