HAI-online.com - Sebagai mahasiswa, lulus yang ideal itu nggak kecepetan dan nggak kelamaan, sekitar empat sampai lima tahun.
Tapi, karena “tersangkut” beberapa faktor internal dan eksternal, beberapa dari mereka memutuskan untuk Drop Out (DO) sebelum mendapat gelar Sarjana atau ketika berada di tengah semester.
“Masalah-masalah yang dihadapi mahasiswa seperti pengaturan waktu, tidak paham mengenai cara belajar efektif, kurang dapat berkonsentrasi, tidak mengetahui standar tuntutan terhadap tugas, dan kebiasaan belajar yang tidak mendukung, dapat menyebabkan rasa cemas, ketegangan, konfl ik, dan frustasi.
Bila tidak segera diatasi atau diberikan bantuan, dapat menyebabkan keterlambatan masa studi atau kegagalan dalam studi.”
jelas Dr. Tjut rifameutia umar Ali, M.A., psikolog – Wakil Dekan Fakultas psikologi Universitas Indonesia
Sebenarnya, apa aja sih yang menyebabkan DO selain nilai IPK yang berada di bawah standar kelulusan?
1. Salah Jurusan
Kasus DO terbanyak yang pernah ditangani oleh Ina Liem, seorang pengamat pendidikan, adalah salah jurusan.Nggak melulu karena disuruh orang tua, banyak juga karena inisiatif sendiri.
Contoh, ada anak yang sudah mengambil jurusan Teknik Mesin, kemudian DO, pengin pindah jurusan karena IPK dia selama 2 tahun belum mencapai 3 koma.
Ketika dia pindah ke Sastra Indonesia, nilai di semua matkul meningkat dan dia bisa dapat IPK 3,5, serta lulus cumlaude.
2. Salah Universitas
“Jurusannya, sih, udah tepat.Tapi, dia memilih universitas hanya berdasarkan ranking, yang mana orientasinya lebih ke research atau penelitian.