Follow Us

Opini: Antara Bill Gates dan Tujuan Sekolah

Rizki Ramadan - Sabtu, 12 November 2016 | 02:00
Bill Gates
Rizki Ramadan

Bill Gates

“Buat dapet ijazah, Pak.”

“Lah jika untuk dapat ijazah kenapa nggak ikut paket C saja?”

“Takut dibilang bodoh, Pak”

“Jadi tujuan kalian ke sekolah juga buat dibilang nggak bodoh? “Coba tolong ada yang tahu isi hukum Snellius?” Bill bertanya lagi.

“Saya tahu, Pak” Ahmad menjawab dengan yakin,”Jika suatu cahaya melalui perbatasan dua jenis zat cair, maka garis semula tersebut adalah garis sesudah sinar itu membias dan garis normal dititik biasnya, ketiga garis tersebut terletak dalam satu bidang datar. Perbandingan antara sinar-sinar dari sudut masuk dan sudut bias adalah bias.”

“Bagus, sekarang coba kamu buat hal yang dapat kamu lakukan di kehidupan nyata dengan hukum Snellius itu,” pinta Bill.

“Wah, saya belum mikirin, Pak,” Ahmad mangkir.

Selebihnya, Bill Gates menguasai kelas dengan kata-katanya yang kemudia bikin kami sekelas meringis melamun.

“Terima kasih,” kata Bill,”Dengan ini saya bisa memutuskan kalau kalian itu ke sekolah hanya menjadi score hunter, pemburu nilai. Takut dengan nilai kecil akan kecil juga penghasilan kita di masa mendatang, seakan cita-cita setinggi langit yang harus dikejar dari hidup ini.

“Tujuan sekolah bukan untuk mengejar nilai tertinggi dalam kehidupan kita, kita sekolah tinggi untuk mendewasakan kita berpikir logis tentang ilmu yang kita kuasai di sekolah, kemudian diterapkan di dalam kehidupan.”

Mata Bill Gates mengarah pada saya, hanya sesaat sebelum dia kembali menyapu pandangannya ke seisi kelas, lalu lanjut berceramah lagi.

“Wahai penerus bangsa apakah tujuan kalian sekolah hanya formalitas saja? sehingga proses anda belajar nggak di nilai, yang dinilai hanya hasil, hasil dan hasil. Pernahkah kalian melihat video Pewdipie di Youtube kemudian kalian bilang ‘wah dia hebat, saya nggak bisa deh jadi seperti dia.’ Perkataan tersebut memang benar. Kalian nggak bisa seperti dia kalo di diri kalian gak ada niat jadi ahli beladiri. Begitu juga dengan Cristiano Ronaldo, dia datang lebih awal, pulang belakangan buat berlatih sepak bola, porsi latihan yang lebih dari teman setimnya”. Lanjut Bill, bobot ceramahnya memang berat, tapi kakek satu ini nggak pernah lupa senyum. Nada bicaranya pun nggak meninggi.

Editor : Hai

PROMOTED CONTENT

Latest