Ada pepatah, “kejarlah ilmu sampai ke negeri cina”. Ya, pepatah tersebut bisa dibilang benar sih, guys. Buktinya nih, banyak para pelajar yang menuntut ilmunya hingga kepelosok manapun.
Seperti teman kita dari Bondowoso, Rembang, dan Jember. Mereka pun rela jauh dari rumah, dan tinggal sementara di kost, supaya mencari ilmunya bisa maksimal. Lantas, mereka sebenarnya kerasan nggak sih jadi anak kost yang mau nggak mau harus beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya? Apalagi nih, jadi anak kost penuh dengan godaan. Yuk kita simak kisah mereka guys!
Temen Jadi keluarga
Cewek rambut panjang bernama Yunita ini curhat sama HAI School Crew (HSC) kalau dia nyaman lho jadi anak kost. Yap, doi bilang katanya kalau ngekos dapat keluarga baru. Selain itu, bisa melatih anak untuk belajar mandiri. “Gue nggak perlu repot-repot kalau ada kerja kelompok. Temen-temen satu kost gue, udah kayak keluarga sendiri. Jadi bisa saling bantu sama lain,” repet cewek asal Bondowoso.
Meskipun jadi anak kost enak buat Yunita, cewek kelas 3 SMAK Santo Paulus Jember ini ngaku kalau dia sering kangen sama keluarganya. “Nggak enaknya, waktu gue sama keluarga jadi kepotong. Ketemu paling nggak satu minggu sekali, itupun kalo nggak sibuk,” kata cewek yang hobi main basket.
Ribet Urusan Makan
"Ya, kalau ngekos nggak ada yang masakin. Mesti nyari sendiri. Kalau di rumah kan enak bro! Pulang sekolah bisa langung makan masakan orang tua,” curhat Charles Ega, siswa SMAK Santo Paulus Jember asal Maesan, daerah perbatasan Bondowoso-Jember.
Bahkan, saat lagi krisis keuangan, pernah tuh si Charles cuman makan 1 kali sehari. “Pernah tuh makan sekali. Mau nebeng makan sama temen, eh malah krismon (krisis keuangan, RED) juga,” ujar Charles. Wah, ngenes banget.
Mesti Ngerem Godaan
Jauh dari orang tua bikin kita bisa melakukan apa saja sebenernya. Nggak ada yang ngontrol. “Aku pernah hampir bolos, cuma untungnya masih sadar. Tujuanku sekolah di sini bukan main-main, kasian ortu yang udah bayarin mahal-mahal,” cerita Yudha, atlit basket SMAK Frateran Malang. Nah, salut!
Bebas tapi ada batas
Terakhir, kisah temen kita dari Rembang, Jawa Tengah. Namanya Aqib Daffa, dia merantau ke Pati, karena ada yang menyarankan sekolah di sana. Dan akhirnya, si Aqib pun diterima. Mau tidak mau nih, cowok yang hobi skate itu harus nge-kost dan rela jauh dari keluarganya. Toh, dia suka tuh.
“Enak bro, kalau pulang bisa malem. Kita jadi bebas, tapi tetap ada batas..hehehe,” ujar siswa SMAN 1 Pati ini. Walau ngerasa bebas, tapi Aqib sering banget tuh ngerasa kangen keluarga.
Emang betul yah kata pepatah, “Merantaulah maka kau akan merasakan rindu sesungguhnya” uhuy!
Reporter: Wiviano Rizky – SMAK Santo Paulus Jember