Ekskul jurnalistik itu nggak kayak ekskul bola, basket, atau paskibra. Nggak banyak sekolah yang memilikinya. Sekalinya ada, pun, kadang suka sepi peminat, tuh.
Tapi itu nggak terjadi di ekskul jurnalistik SMAN 1 Ambon. Saat HAI berkunjung ke sana pada Sabtu (1/10) kemarin dan melihat langsung mereka sedang belajar, HAI jadi terkejut kagum.
Pertama, jumlah pesertanya cukup banyak. "Tahun ajaran ini total peserta yang terdaftar ada 48 murid," kata Pio Ngeljaratan, guru Sosiologi yang jadi pembina ekskul.
Kedua, ekskul yang sudah terbentuk lima tahun lalu ini menghadirkan wartawan-wartawan praktisi sebagai pelatihnya. Tiap satu-dua minggu, pelatih diganti.
"Kami menghadirkan wartawan yang punya potensi untuk mengembangkan kemampuan siswa. wartawan dari Ambon Ekspress, Rakyat Maluku, harian Kompas akan kami datangkan. Untuk jurnalisme elektronik, kami mengajak TVRI dan Kompas TV. Semua mau melatih tanpa biaya. Sukarela," lanjut Pio.
Saat HAI datang menyimak mereka latihan, pematerinya adalah Frans Paly, wartawan harian Kompas. Hari itu Franz ngasih materi tentang membuat berita deskriptif. Para peserta diajak untuk membuat laporan pertandingan sepak bola yang mereka tonton lewat Youtube.
Nggak cuma rutin latihan tiap Sabtu pagi saja, ekskul ini juga punya acara latihan besar setahun sekali. November nanti para peserta akan diikutkan ke pelatihan selama dua hari.
Pak Pio juga sesekali ngajak siswa latihan ke luar sekolah. "Belum lama lalu, kami berkunjung ke Kafe Manise. para murid saya minta bikin tulisan tentang kafe itu," cerita pak Pio
Nggak kalah dengan sekolah lain, ekskul jurnalistik SMANSA Ambon juga punya produk kece, yaitu website yang beralamat di smansa-jurnalistik.blogspot.co.id dan majalah sekolah bernama Prisma yang terbit dua kali dalam satu tahun.
Wah, bukan nggak mungkin, wartawan-wartawan andal berikutnya bakal muncul dari ekskul ini.
Salut!