Fenomena terseru yang ada di kalangan pelajar SMA adalah pensi alias pentas seni. Setiap sekolah berlomba-lomba untuk menghelat pensi seheboh-hebohnya agar sekolah mereka makin eksis di kalangan pelajar.
Nah, ada yang berpendapat lain nih, guys. Ketika HAI pergi ke kawasan Brawijaya, Jakarta, ada empat anak Pangudi Luhur (PL) yang sedang asik minum kopi sambil menunggu jadwal bimbel mereka.
Karena penasaran sama pemikiran warga SMA PL tentang gimana ngonsep pensi-pensi mereka itu, HAI minta lagi pendapat mereka terkait apa sih definisi sesungguhnya soal pensi?
"Di Pangudi Luhur, alumni kita pernah bilang bahwa pensi itu diadain buat ajang seni, tapi pada faktanya sekarang malah digunakan untuk ajang gengsi-gengsian. Siapa yang bawa artis mahal, ya pensi mereka yang bagus," tutur Ghazy Al Farizi dan Gregorius Argha yang sekarang udah menjadi senior di sekolah khusus kaum adam itu.
"Kita nggak melihat pensi dari pandangan itu. Namanya aja pentas seni, bukan pentas nyari artis paling mahal kan? Kita ingin benerin pandangan pensi aja!" kata si Argha.
Menurut penuturan Argha nih, guys, pensi itu diadain untuk menjadi lahan bagi para anak SMA menuangkan kreativitas mereka sebanyak mungkin; dari bermusik, melukis, dan segala macam performing arts lainnya.
Selain itu, pensi juga dapat digunakan sebagai penghindar tawuran. Ketika anak-anak SMA dari seluruh wilayah berkumpul di satu pensi, mereka akan nongkrong bareng, berbaur dengan sesama, sehingga dapat menghindari adanya tawuran yang nggak diinginkan. Iyalah, tawuran is so last year!
Nggak hanya itu nih, bro. Argha dan Ghazy sangat menyayangkan pensi-pensi yang menggunakan EO alias event organizer.
Sebagai panitia Pangudi Luhur Fair (PL Fair), Argha dan Ghazy mengaku tidak menggunakan EO sama sekali. Hal itu dianggap dapat menurunkan kreativitas siswa dan siswi SMA.
"Kita nggak menggunakan EO. Kalau menggunakan EO, ya itu bukan kreasi sekolah lagi, bukan siswa nya yang organize," tegas mereka.
Ada benernya juga sih mereka. Namanya juga pentas seni sekolah, pastinya siswa dan siswanya harus turun tangan dong menuangkan kreativitas dan kerja keras mereka ke dalam pensi tersebut, biar makin cihuy pensinya.