Asiknya Jadi Enterpreneur Pelajar: Pulang Sekolah Uang Jajan Malah Nambah

Asal nggak menggangu proses belajar-mengajar, jualan di sekolah tuh halal, kok, hukumnya. Bahkan dianjurkan. Toh, beberapa tahun belakangan ini motivasi untuk menjadi pengusaha muda gencar banget disebar di mana-mana. Nggak ada salahnya, dong, kalau ada temen kita yang mempraktekkannya.

Nyatanya, hampir di setiap sekolah, pasti ada deh satu atau dua temen kita yang saingan sama kantin karena mereka punya makanan jualan juga. Harganya, ya udah pasti harga teman. Tapi, gara-gara jualan, uang jajan mereka bisa nambah, beda kayak murid lainnya.

Untung Rp 300 ribu perhari dari Jualan Opak

Sekitar 1 bulanan ini SMA Tarakanita Gading Serpong dihebohkan dengan fenomena opak angin dan instagramnya @omelinaja , tapi sebenarnya apa sih itu opak?

“Opak angin sendiri tuh sebenernya jajanan jadul khas Solo, di tengahnya dikasih gula karamel terus di bakar ,” ujar Mary Jo Herwida, cewek kelas 12 yang akrab dipanggil Eda ini.

Biarpun banyak yang menganggap remeh opak dan suka diledek-ledekin penjual opak, Eda nggak ambil pusing karena emang niatnya mau mengeksiskan lagi si opak ini. Ia justru bersyukur dapat ngembangin soft-skill dan belajar bisnis walaupun kecil-kecilan.

“Tipsnya, jangan pernah malu untuk menjadi pebisnis muda! Jangan pernah takut untuk buat sesuatu yang unik dan kreatif, karena tanpa sadar kamu udah selangkah lebih maju dari yang lainnya,” tutup Eda.

Nasi Uduk Bekal Jadi Dijual

Kalau udah bel istirahat pertama, pasti rame pada ke kelasnya Bakta. Bukan mau minta bocoran soal, tapi pada ngantri ngambil pesenan nasi uduk. Gimana sih awal mulanya?

“Gue jualan mulai kelas 8, awalnya gue bawa bekal nasi uduk ke sekolah, terus temen-temen mulai kepo tentang nasi uduk gue, dan gue jelasin kalau nasi uduk itu usaha supir gue. Besoknya, pada mesen deh temen-temen,” ucapnya.

Awalnya, Bakta nggak ngambil komisi sama sekali, ia pun mulai mengambil komisi setelah mendapatkan saran dari temannya. Penghasilan yang didapet pun bisa dibilang lumayan, berkisar 30-50 ribu per minggunya. Bakta pun mengaku senang karena respon positif teman-teman dengan dagangan nasi uduknya meskipun kadang ia harus menyesuaikan selera seperti sambelnya dikurangin,dll.