Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ngulik Perubahan Blink 182

- Kamis, 11 Agustus 2016 | 04:29
Blink 182
Hai Online

Blink 182

Sedikit melirik satu tahun belakangan, ada perubahan besar dalam tubuh band pop punk paling berpngaruh di muka bumi ini. Tom DeLonge, yang udah dikenal sebagai frontman utama dari trio ini dikabarkan memutuskan hengkang dari band, setelah menejer pribadi Tom mengirimkan email yang akhirnya di ketahui publik pada akhir Januari 2015, isinya simple, menerangkan kalau cowok yang sangat terobsesi pada UFO itu lagi nggak mau ngerjain musik bareng Blink 182, dan mau fokus ngerjain proyek lain di luar musik. Nah, sekarang, mari, kita bedah perubahan Blink 182.

Belum kelar rasa keterkejutan atas hengkangnya sang frontman pada Maret 2015, Tom dan Travis yang sepertinya emang udah gerah sama kelakuan Tom, akhirnya ngajak Matt Skiba pada Maret 2015, untuk sementara ngegantiin peran Tom sebagai gitaris dan vokalis, pada saat itu belum ada pernyataan resmi yang menyatakan pentolan Alkaline Trio itu resmi menjadi bagian dari Blink 182, tapi, kode-kode yang menjurus ke arah sana udah mulai tercium.

“Gue cuma berharap semoga Tom bisa ngelakuin apa yang dia senengin, dan berhenti untuk ‘menahan’ Blink 182 kembali melakukan apa yang kami setujui dulu, manggung, rekaman, dan meneruskan perjalanan ini,” kata Mark tentan ocehan Tom yang mulai nggak juntrung di media sosial.

“Kami udah mulai ngomongin rekaman, rencana tur bareng A Day To Remember, dan kita lihat aja nanti,” kata Travis, ketika ditanya soal masa depan Skiba setelah manggung pada medio maret 2015 itu.

Nggak ada Tom di dalam Blink 182, ternyata berefek dahsyat buat kelanjutan rekaman album baru mereka yang mangkrak karena kelakuan cowok yang sempat punya niat nge-kick Travis gara-gara sang drummer masih trauma buat terbang jauh untuk manggung ke Australia pada 2013 lalu itu.

Single perdana mereka tanpa sentuhan Tom DeLonge, Bored To Death langsung mencatatkan rekor dalam kiprah Blink 182 sejak awal karir mereka. Menurut catatan, Nielsen Music, dalam Billboard Rock Airplay, lagu tersebut sukses nangkring di peringkat 15, dengan catatan 4,6 juta airplay, dan nomer 18 di alternative songs dalam catatan rangking Hot Rock Songs.

Sebelumnya, catatan terbaik Travis cs. lewat single anyar mereka cuma menembus peringkat 25 dalam chart yang sama, yaitu lewat First Date di 2002, dan Up All Night pada 2011 lalu. Pastinya, saat artikel ini ditulis, posisi chart tersebut akan terus merangkak naik.

Pertaruhan Besar!

Nggak sekedar menorehkan prestasi dalam chart bergengsi, comeback “sempurna” mereka bisa dibilang lewat proses penggarapan materi yang ciamik, dan seorang produser hits yang telah memoles banyak nama besar dalam industri musik dunia saat ini, the one and only, John Feldmann.

“Gue nggak pernah terpikir bisa ada orang yang sangat dekat dengan kami dan bisa menggantikan Jerry, dan John (Feldmann) adalah orang yang sangat dekat dengan kami, dan dia adalah satu-satunya orang yang pantas dan mempunyai kapasitas yang layak,” cerita Mark, tentang sang produser.

Buat yang belum tau, Sosok Jerry (Finn) yang diceritakan Mark adalah orang yang paling berjasa membawa nama Blink 182 bisa sampai sekarang. Produser yang meninggal dunia di usia 39 tahun itu adalah partner terbaik mereka di studio rekaman, salah satu karya fenomenal adalah album Enema of The State (1999). Sejak saat itu Jerry selalu dipercaya menjadi produser album trio ini, hingga ia tutup usia, karya terakhirnya adalah album selftitled Blink 182 di 2003 lalu. Saking susah moved on dari Jerry, album terakhir Neighborhoods akhirnya diproduseri para personil Blink 182 sendiri.

Nah, kebayang, dong, bagaimana besarnya pertaruhan band asal California ini dengan mempercayai sang gitaris Goldfinger itu untuk menjaid produser mereka di album ini?

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x