Dalam pertemuan dengan media di Restoran Batik Kuring, Jalan Widya Chandra V, LOT 21, di Kawasan SCBD, Jakarta pada Selasa (9/8) siang ini, menteri baru tersebut menyampaikan duduk permasalahan "Full Day School" yang katanya baru sekadar wacana.
Untuk itu, ia meminta agar masyarakat tidak terlalu sibuk beramai-ramai alias galau membahas soal full day school.
"Sebetulnya tidak otomatis namanya full day school. Saya ini kan pembantu presiden, saya cuma melaksanakan visi presiden yang mana visi presiden itu tertuang dalam Nawacita. Dalam Nawacita ada program pendidikan karakter," kata Mendikbud Muhadjir Effendy yang menerjemahl buku Visi Misi dan Program Aksi Jokowi Jusuf Kalla 2014.
Dalam buku Nawacita itu dibahas 18 butir pendidikan budi pekerti dan karakter yang ditekankan untuk pendidikan di lever dasar, yaitu sekolah dasar dan pendidikan menengah pertama.
"Perlu adanya pendidikan karakter, budi pekerti yang ditekankan pada pendidikan dasar. Nantinya Sekolah Dasar akan mendapat 70 persen untuk pendidikan karakter, 30 persennya untuk pengetahuan umum. Sedangkan SMP dapat 60 persen pendidikan karakter sisanya pengetahuan umum," katanya lagi.
Melihat porsi pendidikan karakter yang lebih besar itu, pihaknya mencari cara bagaimana mengimplementasikan visi dalam Nawacita tersebut.
"Saya menerjemahkan visi beliau (presiden.red), sehingga kami mencari cara bagaimana mengimplementasikan apa yang tertuang dalam Nawacita, yaitu soal jujur, toleransi, religius, kreatif, mandiri, demokratis dan cinta tanah air dan lainnya. Tidak mungkin semua disisipkan dalam mata pelajaran, makanya saya butuh tambahan waktu untuk siswa SD dan SMP tercetuslah ide tersebut," jelasnya panjang lebar.