Nggak hanya lovers, haters pun ada di dunia maya. Bahkan, bukan hanya selebritas yang dikepoin pembenci, orang kebanyakan juga. Gimana sih rasanya punya haters di dunia maya?
Ketika seseorang membuka diri di media sosial, ada saja komentar yang masuk, bahkan dari orang yang nggak kita kenal sekalipun. Ada komentar yang positif, ada pula yang negatif bahkan cenderung menghina.
Contohnya seperti Karin Novilda alias Awkarin. Awalnya, ia cuek aja sama haters. Tapi lama-lama ia sebal juga. Akhirnya ia merilis sebuah vlog yang berisi curhatan bahwa dirinya capek diserang haters. Ia mengaku udah nggak kuat, sakit hati, dan nggak tau harus gimana lagi.
Haters pasti muncul karena di dunia maya orang merasa bebas mengungkapkan apa saja. Persoalannya kita siap mental nggak menerima komentar apa saja? Apakah kita bisa santai saja menerima komentar sebagus atau sepedas apa pun? Apakah kita langsung membalas komentar sengit dengan berapi-api dan serasa terbang ke langit ketujuh kala mendapat pujian?
Kata mereka yang punya haters
Tentu saja nggak semua orang punya ketahanan mental yang sama. Ada yang langsung galau, nggak bisa tidur, kecewa, sakit hati, marah, sedih ketika menerima komentar miring.
Ini dialami Wirda Ulhayati, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Semarang.
"Saya geram saat mendapat komentar negatif. Pernah suatu kali, ada yang berkomentar negatif terhadap status atau foto yang saya unggah. Saya lebih suka mengabaikan komentar negatif tersebut," katanya. Namun, komentar itu tetap membebani pikirannya.
Sebagian orang memilih nggak pernah ambil pusing dengan semua komentar yang masuk, termasuk komentar yang menyanjung dan memujinya. Bagi mereka, semua komentar nggak terlalu penting.
Simak pendapat Dyah Apriliani Kusumaastuti, mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Tangerang. Reaksi pertamanya kala mengetahui ada komentar para pembenci (haters), tentu saja kaget.
"Saya maklum karena ini media sosial, orang bebas berekspresi. Komentar haters nggak sepenuhnya memengaruhi saya karena biasanya haters hanya menjatuhkan tanpa memberikan alasan logis. Paling alasannya sederhana, hanya iri," ujarnya.