Indonesia akhirnya meloloskan satu atlet BMX untuk bertanding di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Hasil itu diraih setelah poin yang dikumpulkan dari sejumlah kejuaraan mampu mendongkrak posisi Indonesia ke peringkat ke-19. Dari peringkat kualifikasi Olimpiade itu, Indonesia bakal bertanding melalui "pintu" jatah tuan rumah yang tidak digunakan Brasil.
Sebagai tuan rumah, Brasil otomatis bisa berlaga di Olimpiade. Namun, jatah bagi tuan rumah itu tidak diambil Brasil karena mereka memilih ikut berkompetisi dalam babak kualifikasi. Hasilnya, Brasil lolos kualifikasi Olimpiade setelah perolehan poin menempatkan mereka di posisi ke-12 dunia.
Persatuan Balap Sepeda Internasional (UCI) menetapkan negara-negara yang berada di peringkat ke-13 besar akan lolos kualifikasi Olimpiade dengan jatah 24 atlet. Di luar itu, UCI akan melihat empat peringkat terbaik untuk kategori individu elite BMX dan tiga peringkat terbaik dari berbagai Kejuaraan BMX Dunia yang diselenggarakan UCI sepanjang 2016.
Indonesia tidak termasuk dalam dua kategori itu, tetapi bisa meloloskan satu atlet BMX putra setelah ada kekosongan dari jatah Brasil.
Raja Sapta Oktohari, Ketua Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI), mengatakan, Indonesia bisa masuk karena peringkatnya mencukupi untuk bisa lolos ke Olimpiade. Ia menolak pencapaian itu disebut karena wild card.
"Tidak ada sistem wild card di BMX. Apa yang dicapai tim Indonesia ini sudah direncanakan dan murni karena jerih payah semua pihak yang mendukung kami," kata Okto.
ISSI Daftarkan ToniSyarifudin
Terkait dengan lolosnya Indonesia ke Olimpiade, ISSI berencana mendaftarkan ToniSyarifudin. Tonisempat mengalami cedera karena jatuh saat mengikuti perlombaan di Thailand, November 2015.
Untuk bisa lolos di Olimpiade, Tony awalnya masih harus mengejar empat perlombaan lagi agar peringkatnya bisa naik ke 13 besar dunia. Namun, ia hanya bisa bertahan di peringkat ke-19 setelah tersingkir di Kejuaraan Dunia di Kolombia, akhir Mei lalu.
Okto mengakui, kemampuan tim BMX Indonesia masih perlu ditingkatkan. Untuk itu, ia berharap ke depan, semakin banyak kejuaraan berstandar internasional yang digelar di Tanah Air. Selain itu, daerah juga didorong membangun sarana olahraga sepeda yang bisa mendukung kejuaraan tingkat dunia, seperti di Siak dan Banyuwangi.
"Semakin banyak pebalap yang bisa ikut kejuaraan, semakin banyak poin yang bisa dikumpulkan," kata Okto seperti ditulis KompasCetak hari ini!