Follow Us

Belajar Dari Kasus Pembunuhan Mahasiswi UGM: Begini Teknik Analisa Chat Palsu

Alvin Bahar - Senin, 09 Mei 2016 | 08:00
SMS palsu dari pelaku untuk keluarga Feby
Alvin Bahar

SMS palsu dari pelaku untuk keluarga Feby

Beberapa hari belakangan, lagi rame kasus Feby Kurnia, Mahasiswi Geofisika UGM yang menjadi korban pembunuhan. Salah satu kecurigaan keluarga muncul ketika Dyanti Isnani Siregar, kakak sepupu almarhum Feby Kurnia, mengaku, pada 29 April 2016, merasa curiga, SMS yang diketik bukanlah dari Feby Kurnia, ia menduga itu adalah chat palsu. Pasalnya, logat yang terlihat dari gaya bahasa SMS tersebut berbeda. Akhirnya karena SMS tersebut, keluarga melapor ke pihak kepolisian.

Bersyukur penegak hukum nggak menganggap sebelah mata apa yang dilaporkan Ibu dan sepupu Feby. Akhirnya, ditemukan bahwa Feby telah menjadi korban pembunuhan. Namun, sebetulnya ada satu teknik analisa verbal yang dipakai luas oleh para Human Lie Detector, yang bisa menganalisa kebohongan dalam tulisan tangan, Whatsapp, Line, BBM, SMS, Telegram, atau aplikasi sejenis yang dipergunakan untuk berkomunikasi.

Nama teknik tersebut adalah Scientific Content Analysis atau yang biasa disebut sebagai SCAN. Menurut N. Smith (2001), di dalam artikel penelitian kepolisian London, sebuah pernyataan yang berasal dari pengalaman nyata akan berbeda konten maupun “kualitas”-nya dari pernyataan yang berasal dari rekayasa atau imajinasi. Teknik ini juga bisa kamu gunakan dalam kehidupan sehari-hari lho.

Ketika kemudian ternyata Feby dibunuh, pesann SMS ini bisa jadi membantu polisi dalam melakukan penyidikan. Polisi bisa minta kepada penyedia jasa telekomunikasi terkait untuk melacak dari mana SMS tersebut dikirim pada waktu terkait.

Dalam artikel ini, Handoko Gani, anggota tim ahli kepolisian untuk kasus kriminal tertentu, trainer korporasi dan pemerintahan termasuk KPK, akan menjelaskan 3 kriteria dalam teknik SCAN. Apa saja? Cek halaman berikutnya yuk!

Editor : Alvin Bahar

PROMOTED CONTENT

Latest