Kalau udah pada nonton Kung Fu Panda 3 (KFP 3), pastinya lo tau kalau musuh yang harus dilawan Po (Jack Black) adalah Kai (J. K. Simmons). Yap, dan satu-satunya yang bakal bisa melawan Kai adalah dia yang dikenal sebagai master Chi.
Ngomongin Chi, pasti dari film KFP 3 ini lo juga tau, kalau guru yang bisa mengajarkan ilmu mengontrol dan menyalurkan Chi adalah mereka yang berasal dari kaum panda. Dan, Po jelas termasuk di dalamnya.
Lantas, demi bisa memahami lebih dalam soal Chi, Po dan kedua sosok bokapnya, Li (Bryan Cranston) dan Mr. Ping (James Hong) pun bertolak menuju Panda Village, yang berlokasi di sebuah gunung tinggi nan bersalju.
Well, masih seger banget di ingatan, gimana teduhnya Panda Village itu. Ada panda-panda beragam ukuran, dari yang bayi, sampai yang udah gede. Terus, suasananya juga hangat, dan bener-bener cocok buat jadi tempat tinggal sekawanan spesies panda. Apalagi, sekarang mereka kedatangan Kung Fu Panda alias Po, yang menambah riuh suasana. Po pulang, Po ketemu, deh, sama rumahnya. Dari sana pun, Po belajar hal baru. Belajar menjadi panda sebagaimana mestinya.
Kalau kata pengisi suaranya Po alias Jack Black, “Po itu kayak ikan yang keluar dari air, tapi sekarang dia tiba-tiba dihadapkan pada keadaan di mana ia dikelilingi oleh kawanannya lagi. Ini merupakan petualangan yang sangat emosional buat Po.”
Nah, di balik kembalinya Po ke Panda Village, sang sutradara sekaligus pengagum setia sosok Po, Yuh Nelson pun mengungkapkan bahwa sebenarnya ada pesan positif yang ingin disampaikan lewat Po dan Panda Village buat para penontonnya. Intinya, sih, lo itu nggak sendiri di dunia ini, lo punya temen dan keluarga yang peduli sama lo dan bakalan ngasih lo kekuatan untuk ‘menemukan’ diri lo.
“(Di Panda Village), Po langsung dikelilingi oleh panda-panda yang mampu menemukan kehebatan dan keunggulan mereka, dan mereka menolong Po untuk menemukan kemampuan terbaiknya.” ujar Yuh yang kata-katanya cukup bikin ‘uhh’.
Ya pada intinya sih, dari Po dan Panda Village kita belajar buat menggali potensi maksimal dari diri kita dengan bantuan orang di sekeliling kita, bro. Jadi, sebaiknya kita nggak berlomba-lomba buat jadi orang lain gitu. Setuju nggak lo?