Kalau nggak ada halangan, Thirteen bakal "menjajah" Jepang Jumat ini, (18/3). Show pertama mereka di negeri sakura akan digelar di Tokyo. Memang, band yang sekarang digawangi oleh Ardi “Ayam” (vokal), Bondry (gitar), Riko (bas), Eponk (Synth), dan MP (drum) ini bukan band Indonesia pertama yang tampil di Jepang. Tapi, ada satu hal yang mungkin luput dan patut untuk diperhatikan adalah, band ini telah lama menjalin networking dengan audience di Jepang sana.
Nggak cuma lewat dunia maya, CD Epidemic dalam bentuk fisik bahkan lumayan laris diburu oleh warga Jepang. Menurut Deray, manager Thirteen, sebuah toko CD Online di Jepang membeli putus 100 cd Epidemic dan ludes. Bahkan, ketika 100 cd pertama ludes, toko musik itu kembali memesan 100 cd lagi, sehingga nggak kurang dari 200 cd terbang ke negeri sakura.
Nah, ketika salah satu label Jepang (Garimpeiro Records) tertarik untuk mengontak mereka dan akhirnya bekerja sama untuk merilis Undead, jalan untuk menggelar konser di negeri sakura semakin terbuka.
“Setelah Epidemic dijual di Jepang, mulai banyak band-band Jepang yang kontak kami via social media, bahkan ada band yang ngajak bikin split album, tapi saat itu kami memang belum siap. Tapi, dari situlah kami kenal dengan bos Garimpeiro Records, mulai menjalin hubungan sejak itu, saling bertukar informasi soal scene musik Indonesia dan Jepang, hingga akhirnya Undead mereka rilis di 2015,” kata Bondry, satu-satunya personil “asli” Thriteen yang tersisa.
Yap, berawal dari obrolan dengan pihak Garimpeiro Records pada 2015 silam, segala detail persiapan untuk merealisasikan jalannya tur ini berawal dari akhir tahun lalu.
“Yap, sebenarnya memang dari 2015 kami udah ada tawaran main di Jepang, tapi waktu itu cuma satu kota aja yang dipersiapkan. Selain itu waktunya juga mepet, jadi nggak diambil dulu.
Dibalik suksesnya Thirteen terbang ke Jepang, ada beberapa persiapan yang telah mereka lakukan. Apa aja persiapan yang dilakukan oleh mereka? Cek selengkapnya di HAI Magazine terbaru yang terbit sejak Senin (14/3) ini.