Legenda balap Formula 1 asal Brasil, Ayrton Senna, pernah bilang, "Jika kau balapan untuk menang, posisi kedua dan ketiga itu nggak cukup. Posisi kedua adalah pecundang pertama!" Pernyataan Senna ini cukup gamblang. Dunia balap adalah dunia dengan atmosfer persaingan yang kejam.
Faktanya, penggemar hanya ingin melihat pebalap idolanya menjadi juara. Mereka seolah tidak tahu bahwa untuk menjadi pebalap nomor satu harus melalui proses panjang yang dipengaruhi banyak faktor, baik dari sisi pebalap maupun tim.
Situasi ini berlaku untuk semua kategori balapan, termasuk GP2 ajang balap mobil kursi tunggal yang levelnya berada satu tingkat di bawah F1. Baca: F1 itu Lebih Kejam Bro!Semua pebalap muda yang ambil bagian mempunyai ambisi yang sama untuk menjadi yang terbaik. Namun, proses pembelajaran mewujudkan ambisi itu tidak singkat.
Dilarang Menjajal
Sebelum mulai balapan musim 2016, pebalap dan tim tidak diperkenankan menjajal mobil balap yang mereka siapkan. Sebelum sesi tes resmi dimulai, kegiatan mereka adalah berdiskusi membahas strategi, membaca data, membuat tahapan persiapan, dan merancang desain mobil yang diinginkan. Ini dilakukan setiap pekan. Untuk pebalap, selain mengikuti tahapan itu, mereka juga harus berlatih kebugaran fisik dan menguji kemampuan balap dengan tes simulator.
Rutinitas itu terus berlangsung sekitar dua atau tiga bulan, hingga datang momen sesi latihan resmi pertama. Penyelenggara GP2 telah menetapkan sesi latihan pertama di Sirkuit Catalunya, Barcelona, Spanyol, pada pekan ini dan Sirkuit Jerez, Spanyol, akhir Maret.
Semangat Sean!
Antusiasme yang tinggi semua anggota tim begitu terasa di paddock (garasi tim di sirkuit). Setiap anggota tim sudah tahu perannya masing-masing. Ada yang menyiapkan ban atau menyetel mesin mobil dengan menyatukan beberapa komponen. Ada pula yang membaca data statistik yang terpampang di layar monitor. Semua fokus pada tugas masing-masing.
Para pebalap lebih banyak terlibat diskusi dengan direktur teknik dan direktur balap tim. Mereka juga berbincang singkat dengan tim mekanik. Sesekali, di antara pebalap dalam tim itu juga berdiskusi, mulai dari kondisi mobil sampai masalah teknis di sirkuit, seperti manuver di tikungan dan lintasan balap. Suasananya begitu hiruk-pikuk. Semua dilakukan secara simultan dalam waktu yang sempit dan bersamaan.
Dalam balapan, semuanya harus berjalan sempurna. Bahkan, strategi pemilihan ban yang disesuaikan dengan kondisi lintasan pun bisa sangat menentukan. Sebuah tim bisa unggul di bawah satu detik jika strategi pemilihan ban dilakukan dengan tepat.
Kerja sama tim menjadi salah satu kunci sukses. Senyum lebar yang menggantikan mimik wajah serius pada akhir sesi latihan menandakan kerja keras tim dalam simulasi menuai hasil positif.
"Senang rasanya bisa kembali dalam mobil setelah beberapa bulan melewati hari melelahkan. Tim bekerja sangat keras dalam sesi latihan. Kita akan melihat sejauh mana hasil yang bisa kita capai," kata pebalap Indonesia, Sean Gelael, dari tim Jagonya Ayam Campos Racing, seusai sesi latihan hari kedua, Kamis (10/3).
Bagi Sean, ini adalah musim pertama tampil penuh di GP2. Sean cukup sadar dengan posisinya sebagai pebalap pemula. Dia menjadikan kesempatan ini untuk belajar menimba pengalaman sebanyak-banyaknya. Di tim ini, Sean bisa belajar dari rekannya, Mitch Evans, yang lebih senior dan berpengalaman. Evans akan menjalani musim keempat di GP2.
Pemilik Campos Racing, Adrian Campos, mengatakan, setiap pebalap membutuhkan waktu untuk berkembang. Setiap kilometer yang dilalui adalah pengalaman berharga untuk mereka, terutama pebalap muda, seperti Sean.
Sumber: KompasCetak