Kapal terbelah, badai kencang, tapi tetap harus menyelamatkan para awak.
Badai kencang, ombak besar, tapi dengan kapal kecil, tetap harus menyelamatkan mereka yang terjebak di lautan.
Kebayang nggak, bahaya dan tantangannya?
Kalau nggak kebayang, setelah nonton The Finest Hours, kamu bakal rasain gimana seram dan berbahayanya aksi para pahlawan laut ini menyelamatkan puluhan nyawa. But in the end, mereka berhasil melakukannya.
Jadi ceritanya, ada sebuah kapal tanker bernama Pendletonlagi terjebak di tengah lautan, karena ada badai kencang yang menyerang. Kapal besar itu kemudian terbelah dua, menyisakan lebih dari 30 awak untuk bertahan. Adalah Raymond Sybert (Casey Affleck) yang kemudian mengambil alih kemudi kapal, padahal ia hanya kepala teknisi. Dengan pemahaman tinggi akan Pendleton, doi berusaha mencari cara agar para awak masih bisa bertahan dari ancaman tenggelam, selama mungkin sampai tim penyelamat datang. Yap, dan Sybert melakukan itu dengan kondisi kapal yang udah setengah badan!
Itu baru pahlawan pertama. Pahlawan kedua adalah Bernie Webber (Chris Pine), yang dari pusat penjaga garis pantai (The Coast Guard Station) diperintahkan atasannya untuk membawa kapal kecil pergi ke lokasi Pendletonuntuk misi penyelamatan. Bersama tiga orang lainnya, yakni Fitzgerald (Kyle Gallner), Livesey (Ben Foster), dan Maske (John Magaro), mereka berempat berangkat ke tengah lautan, bermodalkan tekad bulat dan keberanian. Padahal mereka tau, ada ancaman besar di perjalanan itu, apalagi kalo bukan gelombang laut yang tinggi.
Aksi kedua pahlawan di dua tempat berbeda itu akhirnya berhasil menyelamatkan hampir semua awak kapal Pendleton yang jumlahnya 32 orang dari total 33 orang. Kapal kecil Webber bernama CG36500 yang hanya mampu memuat 22 orang itu pun akhirnya kembali ke daratan dengan mengangkut total 36 penumpang. Super patut diacungi jempol!
Nonton film ini nyatanya nggak kalah seru kalau dibandingkan dengan nonton film superhero dengan kekuatan super. Soalnya, dari kisah yang dipaparkan di sini, kita bisa menyaksikan tingkah heroik yang benar-benar nyata! Apalagi, kisah penyelamatan ini memang benar terjadi beberapa tahun silam, tepatnya pada 1952.
Unsur drama juga nggak lepas mewarnai film ini. Pasalnya, di sini kita juga disuguhkan oleh kisah cinta Webber bersama kekasihnya yang pemberani bernama Miriam (Holliday Granger). Meski pemberani, toh kita bisa merasakan kekhawatiran dan ketakutannya akan kemungkinan kalau Webber nggak akan kembali pulang. Namanya juga cinta sejati lah, sob!
Dengan tata sinema yang dibuat sangat nyata, dapat dipastikan kita bisa benar-benar merasakan ketegangan dan ketakutan yang mewarnai sepanjang film. Siap-siap aja, kalau nggak berasa ngeri, pasti berasa haru, deh! Oh iya, film ini juga otentik, karena kisahnya juga didasarkan pada kisah para pelaku nyata yang masih hidup sampai sekarang, yakni Mel ‘Gus’ Gouthro dan Andy Fitzgerald. Empat jempol!