Kiprah Sean Gelael di dunia balap nggak berhenti di ajang Formula Renault 3.5 World Seriesdan GP aja. Banyak hal menarik yang patut diikuti, sehingga kita tahu kalauperjuangan itu kadangpanjang, danberjuang itu mungkin nggak langsung menang.
Veni, vidi, vici. Tiga kata tersebut pertama kali muncul dari bibir seorang Julius Caesar usai sukses memimpin pasukannya menang atas Pharnaces II of Pontus di Perang Zela, 46 sebelum masehi.Nyatanya, semangat ini yang juga diusung oleh Sean Gelael di musim ini. Usahanya buat menguasai dunia lewat balap makin terdengar setelah dia menjajal peruntungan di dua ajang sekaligus.
Selain tampil Formula Renault 3.5 World Series bersama tim Jagonya Ayam with Carlin, cowok 18 tahun ini juga nekat terjun ke ajang feeder buat Formula Satu lainnya, GP2. Yap, karena di sini, Sean merasakan atmosfer yang lebih ketat.
Nggak percaya? Tanya sendiri, deh, sama penggemar berat Drake ini.
"Di GP2, gue bener-bener merasakan gimana, sih, kompetitifnya. Bisa dapat pole position bukan berarti kamu bisa langsung menang. Karena di sini, setting-an mobil benar-benar sangat berpengaruh juga, sih," ujarnya.
Terjun perdana di Grand Prix Hongaria, Sean memang belum mau bermawas diri mengingat masih banyak yang perlu digali. Tetapi, jika dilihat dari fakta, dia bisa beradaptasi dengan cepat meski cuma punya waktu buat menjajal mobil sedikit, kita kayaknya harus acungin jempol banget.
Bersama rekan setimnya, Julian Leal, Sean sempat finish ke-18 di Sprint Race GP Hongaria sebelum terakhir menyelesaikan balapan dengan baik di GP Belgia. Konon, sirkuit Spa Francorchamps yang digunakan, memiliki karakter kelokan yang sulit.
"Ya, di GP2 saya lebih banyak beradaptasi dulu, deh, kali ini. Karena, dari ban dan setting-an mobilnya juga berbeda. Gue, sih, yakin tahun depan bisa lebih fokus daripada musim debut gue ini," tambah Sean.
Meski konsentrasinya sempat terbagi buat GP2, Sean sangat antusias dengan kiprah lanjutannya di World Series. Maklum, dari awal terjun ke ajang buatan Renault ini, mantan pebalap Formula 3 ini memang sudah serius banget. Baca: Sean Gelael Simpan Hobi Basket
Bukti sahihnya ketika dia mampu finish kedelapan di GP Monako yang dikenal memiliki tingkat kesulitan trek luar biasa.
"Keberuntungan berpihak di tim gue akhirnya. Walaupun hanya bikin tujuh lap di free practice, hasil akhirnya sangat bikin puas deh," tambahnya.
Meski dibilang padat banget jadwal balapnya, semua dilakukan Sean demi mimpinya ke Formula Satu. Yap, semenjak FIA memperkenalkan sistem poin buat para pebalap muda yang ingin terjun ke ajang adu jet darat tercepat, Sean nggak mau segala-segalanya instan.
“Gue, sih, inginnya sukses dulu di kedua ajang ini. Kalau secara kriteria dan kemampuan sudah siap, boleh deh dicoba,” jelasnya.
Baca Juga:
Lintasan Basah Menguji Sean Gelael di Nuerburging