Follow Us

Punk In Love

Raditya Ayu Kristiadi - Selasa, 07 Juli 2009 | 04:58
Punk In Love
Raditya Ayu Kristiadi

Punk In Love

Adegan dibuka dengan Arok (Vino G. Bastian) yang sedang berdiri di atap Gedung Departemen Agama Malang. Dia pengen bunuh diri gara-gara sang gebetan, Maia (Girindra Kara), bakal menikah sama anak Jakarta bernama Andra. Untung aja teman-teman satu geng Arok yaitu Yoji (Andhika Pratama), Almira (Aulia Sarah), dan Mojo (Yogi Finanda) berhasil meyakinkan Arok untuk membatalkan niatnya. Cukup dengan satu kalimat sakti, "Kalo berani bunuh diri, kenapa nggak berani menyatakan cinta?"Bermodal duit alakadarnya, empat sekawan ini lalu nekat berangkat ke Jakarta dengan misi menggagalkan pernikahan Maia-Andra. Berbagai rintangan mereka lalui termasuk nyasar ke Bromo, kejebak banjir di Semarang, mendadak sakit di Cirebon, sampai digebukin preman di Jakarta. Tapi semua halangan ini nggak bikin mereka patah semangat, malah bikin persahabatan mereka makin erat.Punk In Love emang bukan film tentang anak punk. Bukan juga film tentang cinta. Film garapan sutradara Ody C. Harahap ini adalah film tentang persahabatan. Cuma kebetulan aja empat sekawan ini berdandan ala anak punk, suka musik punk (salah satu dari mereka diam-diam juga suka dangdut), dan lagi jatuh cinta. Jadi sebenarnya agak berlebihan kalo ada pihak yang ngerasa film ini melecehkan anak punk.Cuma ada beberapa adegan yang mengisyaratkan ke-punk-an para tokoh utama, misalnya sebatas celetukan-celetukan seperti, "Anak punk kok pake baju basket?" dan satu adegan di mana mereka tiba-tiba ngebahas filosofi punk. Sisanya, jalinan cerita yang mudah ditebak, berisi penuh dengan adegan slapstick dan jokes kentut yang murahan dan nggak lucu.Oke, beberapa adegan emang cukup sukses memancing tawa. Terutama adegan-adegan yang melibatkan tokoh Mojo. Tapi ini lebih disebabkan oleh akting Yogi Finanda yang emang paling pol dibandingkan aktor-aktor lain di film ini. Lucunya pas, seriusnya pas, dan natural banget. Andhika Pratama juga main cukup bagus, apalagi karena dia satu-satunya aktor yang emang fasih berbahasa Jawa. Tapi rasanya agak aneh aja liat anak punk berambut jigrak tapi berwajah indo. Hehehe...Yang agak kurang malah Vino G. Bastian. Sebagai aktor yang "paling beken" yang dipajang di poster film, aktingnya malah terkesan lebay. Nggak natural dan terasa dibuat-buat. Tapi bisa jadi itu karena naskah yang emang sedikit mengada-ada.Oya, kamu juga bakal nemu banyak subtitle di film ini, karena nyaris separuh film, tokoh-tokohnya bicara dalam bahasa Jawa.Sebagai film komedi, Punk In Love nggak bisa dibilang sukses. Tapi dari segi komersil, dengan sederet aktor dan aktris beken di dalamnya, mungkin film ini bakal bisa menyaingi kesuksesan film-film Vino sebelumnya. We'll see.

Editor : Hai





PROMOTED CONTENT

Latest