HAI-Online.com - Tindakan medis berupa menambal gigi masih menjadi metode yang digunakan dokter ahli untuk mengurangi risiko atau mengatasi gigi berlubang (karies). Akan tetapi, tahukah kamu bahwa ada cara baru mengobati gigi rusak berlubang itu!
Yap, dalam sebuah penelitian di NYU College of Dentistry di Amerika Serikat (AS), dipaparkan bahwa ada teknik baru yang sama efektifnya dengan tambal gigi pakai porcelain namun yang ini lebih mudah diakses dan hemat biaya.
Metode baru itu adalah menggunakan cairan antimikroba Silver Diamine Fluoride (SDF), yang penggunaannya Cuma dioleskan seperti memakai odol saat kita menyikat gigi.
Dilaporkan NYPost, tim NYU College of Dentistry di Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa SDF terbukti menurunkan risiko gigi berlubang pada anak hingga 80 persen, serta menghentikan keadaan gigi berlubang menjadi lebih buruk pada 50 persen situasi.
Baca Juga: Jangan Cuma Mental Health, Kesehatan Gigi Juga Perlu Ditingkatkan
Perbedaan penting antara pengaplikasian SDF dan penambal gigi adalah SDF dapat cukup dilakukan oleh perawat gigi, sedangkan tindakan menambal gigi hanya bisa dilakukan oleh dokter gigi ahli.
Penelitian ini telah mensurvei 3.000 anak pada 47 sekolah berbeda di Kota New York, AS selama dua tahun. Para siswa memiliki ras yang beragam dan berasal dari keluarga berpenghasilan rendah.
Masing-masing sekolah secara acak memilih untuk menerima perawatan SDF sederhana atau perawatan tambal gigi kompleks. Kemudian tim peneliti klinis mengunjungi setiap sekolah untuk menguji tingkat dasar kerusakan gigi sebelum menerapkan perawatan.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa kedua perawatan hampir identik dalam kemanjuran untuk pencegahan, 81 persen untuk SDF dan 82 persen untuk tambal gigi konvensional.
Namun ternyata, SDF lebih mujarab dalam menghentikan perkembangan gigi berlubang, dengan tingkat keberhasilan 56 persen sementara tambal gigi 46 persen.
Richard Niederman, seorang profesor NYU College of Dentistry dan penulis senior studi tersebut mengatakan, satu kali pengobatan SDF terbukti sangat efektif selama periode dua tahun berikutnya.
“Saya tahu tidak ada intervensi pencegahan gigi lain yang memiliki dampak menguntungkan sebesar ini selama pandemi,” tambahnya.