Sarah Records menentangnya dengan format vinyl yang lebih terjangkau, dengan konten yang kurang lebih sama.
Bentuk lain perlawanan terhadap industri kapitalis saat itu adalah mereka hanya mengeluarkan sekitar 138 rilisan.
Ini sudah termasuk single, fanzine, album dan kompilasi.
Saat label besar lain berpikir untuk merilis band sebanyak-banyaknya dan menjual sebanyak-banyaknya, Sarah Records menentang hal itu.
Mereka mentilih untuk merilis lagu yang sesuai selera mereka.
Proses pemilihan band di label ini sebenarnya sangat sederhana. Selama mereka suka, mereka rilis.
Nggak peduli apakah rekaman itu akan laku atau tidak di pasaran.
"Nggak ada kriteria khusus untuk band-band rilisan kami. Selama saya dan Clare sama-sama menyukainya, kami akan merilisnya," ujar Matt Haynes, serius, dalam salah satu wawancara di masa itu.
Band-band di Sarah Records juga memiliki semangat dan attitude yang sama. Mereka bermain musik dengan tulus.
Duit sama sekali bukan tujuan akhir mereka. Kebanyakan dari mereka juga bekerja di tempat lain.
Meskipun terkadang hanya sebagai pelayan toko, kerja di records store dan lain sebagainya. "Kebanyakan dari mereka bermain musik adalah sebuah hobi dan untuk bersenang-senang semata. Itu juga kenapa mereka nggak pernah terlalu mempermasalahkan tempat manggung. Bahkan nggak sedikit band-band di Sarah yang nggak pernah manggung sama sekali," ujar Matt Haynes, santai.