Dalam acara HaiLook, Mas Itang merekrut tak kurang dari 150 peraga. 40 di antaranya berasal dari Kota Kembang.
Nggak heran kalau penonton ingin melihat kawannya sendiri tampil di catwalk.
Hasrat penonton begitu menggebu, saling mendorong satu sama lain. Sampai-sampai harus break dulu tiap ganti acara untuk menertibkannya (familiar?).
Walau panas sudah mulai mengusir, 60 puluh ribu penonton yang sebagian besar juga tampil fashionable tak mau beranjak sedikitpun.
Penonton malah makin membludak sampai ada yang masuk kolong panggung segala.
Bahkan, ada pula yang naik ke gedung sate.
Dan, ada satu hal yang tak terlupakan, kala itu suasananya bak nonton konser musik saja.
Lautan manusia histeris begitu melihat model-model idolanya muncul.
Kemudian, agar lebih memeriahkan lagi, penggarapan acara HaiLook waktu itu dibungkus dengan atraksi lainnya.
Seperti marching band SMA Santa Angela Bandung, dancer, atraksi skateboard, pertunjukan otomotif dan dihibur oleh grup lawak Bagito.
Perhatian remaja yang melimpah ini tentu menjadi dorongan buat para desainer untuk lebih memperhatikan lagi perkembangan busana remaja.
HaiLook telah menjelma sebagai gebrakan sekaligus terobosan dalam fashion anak muda. Remaja kala itu yang tak sempat datang ke acara HaiLook merasa rugi seumur hidup.HaiLook '89 juga menginspirasi remaja di kota lain untuk bikin hal serupa. Salah satunya "Fashion On The Street" yang digelar oleh sejumlah anak SMA di Surabaya.