Penangkapan ketiga siswa SMK tadi membuktikan bahwa narkoba mampu menjangkau segala lapisan. Padahal, daya rusak narkoba amat besar. Masa depan pemakai narkoba bakal suram, bahkan hancur.
Terkait itu, Badan Narkotika Nasional pernah melansir data mengejutkan. Sebanyak 22 persen pengguna narkoba di Indonesia merupakan kalangan pelajar. Jumlah 22 persen itu ada di urutan kedua. Pengguna narkoba terbanyak berasal dari kalangan pekerja (70 persen). Delapan persen lainnya adalah perempuan atau lelaku yang dilacurkan, dan aparat negara.
Masih menurut data itu, pengguna narkoba dari kalangan pekerja ternyata rata-rata merupakan pemakai lanjutan. Artinya, pekerja itu sudah mengonsumsi narkoba sejak masih pelajar. Narkoba membuat mereka ketagihan dan kecanduan. Saat menjadi dewada dan sudah bekerja, mereka gagal melepaskan diri dari jerat penyalahgunaan narkoba.
Kasat Reserse Narkoba Polres Bogor Kita AKP Rachmat Insa pernah bilang, pelajar memakai narkoba bisa jadi sebagai bentuk pelariandari berbagai masalah hidup. Namun, ada juga faktor lain, misalnya bergaul dengan teman yang juga pengguna narkoba. Akhurnya, terpengaruh dan ikut-kutan, bahkan terjebak narkoba. Yang perlu dikhawatirkan jika sampai remaja menganggap memakai narkoba sebagai gaya hidup.
Meski diakui Rachmat sangat sulit memberantas narkoba sampai hilang sama sekali, ia masih percaya masyarakat bisa menjadi agen informasi yang bisa melaporkan teman, sahabat, anggota, dan kerabat keluarga yang terlibat transaksi peredaran atau penyalahgunaan narkoba.
Take yourself, bro!
sumber : kompas