HAI-ONLINE.COM - Membangun sebuah bisnis tentunya nggak bisa lepas dari kegagalan, karenanya lo pasti butuh sesuatu sebagai pondasi untuk berbisnis di usia muda biar nggak gampang nyerah dan tetep inget goals, kayak apa yang dikasih tau oleh beberapa brand owner di acara Hypefast ini.
Bersama Forbes Indonesia dan didukung oleh Habibie Center, Future City Accelerator serta School of Government & Public Policy, pada Kamis (13/10) acara ‘Indonesia Brand Founders Summit 2022: New Era’ pun digelar di The Tribrata, Dharmawangsa Jakarta.
Selaku Founder dan CEO Hypefast, Achmad Alkatiri ngomong, “Brand lokal Indonesia saat ini tumbuh secara signifikan yang dibarengi dengan respon masyarakat yang luar biasa. Ini dilatarbelakangi dengan banyaknya bermunculab produk-produk baru yang lebih relevan untuk konsumen lokal dengan harga yang lebih bersahabat,” ujar Achmad tentang pelaksanaan acara tersebut.
Dengan adanya 11 panel diskusi dengan lebih dari 30 pembicara hebat, lo jadi bisa tau nih usaha dan kiat-kiat berbisnis di usia muda dari para brand owner ini dalam menggapai kesuksesannya sebagai brand lokal.
Nggak Usah Mikirin Background
Kayak dalam sebuah panel diskusi bertajuk “Madness of Local H & B Brands”, Nikolaus Krista selaku Co-founder & CEO The Bath Box cerita tentang kisahnya.
“Sekarang gue bergelut dalam bisnis di bidang beauty, sementara background gue dulu nggak di beauty. Sebenernyahbackground lo itu nggak penting, yang penting itu gimana lo bisa ngembangin diri lo sesuai dengan apa yang lo mau. Lo bisa juga belajar otodidak, apalagi anak muda. Bisa belajar dari YouTube dan sumber lainnya,” jelas Nikolaus.
Baca Juga: Dukung Perkembangan Brand Lokal, Hypefast Gelar Indonesia Brand Founders Summit 2022
Manfaatkan Peluang!
Berdasarkan pengalaman Zyta Delia Rahmah (Founder, Creative Director of Zyta Delia) dan Devy Natalia (Founder of Bohopanna), saat lo menemukan sebuah peluang, lo harus pinter memanfaatkan itu kalo udah kepikiran untuk memulai bisnis.
“Aku dulu baru aja kerudungan, dan aku susah nemuin kerudung yang cocok sama aku dari segi bahan. Jadi aku suka nyari bahan sendiri, karena kebetulan bisa jahit jadi aku jahit sendiri. Akhirnya aku jualan, yang mana awalnya masih temen-temen terdekat yang beli,” jelas Zyta tentang awal mula ia memulai bisnis kerudungnya yang berdasarkan peluang, di mana dirinya nggak bisa nemuin kerudung dengan kualitas yang bagus menurutnya.