"Kak ada info beasiswa kuliah gitu nggak? Buat tahun depan nih!"
"Cariin beasiswa dong kak. Tapi yang ke luar negeri, hahaha... Tahun depan kan gue kuliah..."
"Nggak pede nih mau daftar beasiswa, gimana dong kak?"
Pertanyaan dan keluhan seputar beasiswa itu jamak HAI jumpai ketika bertemu kawan-kawan kelas XII saban jelang ujian nasional. Wajar sih cuy, kalo sudah kelas XII pasti yang kepikiran di otak kita pertama adalah kuliah di mana. Abis itu biayanya berapa dan bagus atau nggak kampus kita nanti. Betul nggak? Kalo urusan biaya, masalahnya nggak semua punya kesempatan yang sama untuk bisa menembus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pilihan berikutnya kalo gagal SNMPTN adalah kampus swasta yang punya biaya lumayan mahal.
Buat yang punya kendala seperti itu, sebenarnya bisa mengambil jalur beasiswa. Karena sekarang ini banyak kampus swasta yang menawarkan beasiswa. Sudah gitu peluang kita untuk mendapatkan beasiswa pastinya jauh lebih besar dibanding usaha menembus SMPTN. Tetapi memang modelnya agak unik. Tergantung peraturan kampusnya, ada yang mendapat beasiswa di semester 1 tetapi ada juga yang baru bisa mendapatkan di semester 2 atau malah semester 3. Selain itu ada juga beasiswa yang disebut Bidik Misi, di mana beasiswa jenis ini khusus untuk anak kurang mampu yang berprestasi.
"Gue dapet beasiswa dari Pertamina gara-gara UKT (Uang Kuliah Tunggal) gue rendah. UKT itu itu sistem pembayaran kuliah jaman sekarang. Disesuaikan dengan jumlah tanggungan dan penghasilan orang tua," buka Rifqi Cantona, mahasiswa Jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Jatinangor soal beasiswa yang ia dapat.
Rifqi mendapatkan beasiswanya ketika awal semester 2. Kebetulan UKT yang ia dapat itu Rp 1 juta, jadi setiap semesternya ia hanya membayar uang kuliah sebesar UKT yang ia terima. Awalnya ia nggak tahu sama sekali kalau ia mendapatkan beasiswa. Ia tahu ketika temannya memberi tahu kalau namanya tercantum di papan pengumuman kampusnya, sebagai salah satu mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari 25 mahasiswa Unpad. Tentunya ada syarat untuk terus mendapatkan beasiswa. Kayak yang dilakoni Rifqi. Ni cowok harus menjaga nilai akademiknya. "Kalau setiap semester IP gue selalu 3 ke atas, bakal dibayarin terus sampai selesai," kata Rifqi soal beasiswanya.
Agak beda dengan Rifqi ada Rania, alumnus SMAN 28 yang baru saja keterima kuliah di Jurusan Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Beasiswa yang didapat bukan dari angka akademik, tetapi berdasar makalah yang dibuat.
"Setau aku yang aku dapet dari alumni-alumni di 28 yang kuliah di UI, mahasiswa yang dapet beasiswa itu dapetnya pas udah ngelewatin semester 1. Jadi cara biar bisa dapet beasiswanya itu nanti bikin paper atau makalah gitu, ke rektorat buat dapet beasiswanya," terang cewek berkerudung ini.
Selain itu menurut Rania, syarat akademis juga menjadi pertimbangan utama dalam penentuan pemberian beasiswa. Pasalnya dia pernah mendapatkan potongan biaya kuliah saat lulus tes masuk Universitas Bina Nusantara. "Aku dapat potongan biaya kuliah 50% karena hasil tes aku memuaskan. Tapi akhirnya aku lepas karena aku dapet di UI," katanya bangga.
Sebenarnya proses mencari kemungkinan beasiswa nggak sudah lho, cara-caranya tinggal klik di sini