Merangkum dari Kompas.com (18/9/2022), SMA Kolese De Britto merupakan salah satu bagian dari sekolah Jesuit di dunia yang dikelola para imam dari orgo Serikat Yesus atau biasa disebut Yesuit.
Sejarah SMA Kolese De Britto
Sesaat setelah pemerintah pendudukan Jepang mencabut peraturan yang melarang pihak swasta mendirikan sekolah, para Bruder CCI bersama suster-suster Carolus Borromeous dan Fransiskanes mendirikan sekolah menengah Katolik, setingkat SMP.
Untuk menampung lulusan SMP itulah dirasa mendesak adanya sebuah sekolah menengah atas yang bersendikan asas-asas Katolik.
Atas persetujuan bersama Yayasan Kanisius di bawah pemimpin Romo Djojoseputro bersama para romo Jesuit dan para suster Carolus Borromeus, didirikanlah Sekolah Menengah Atas Kanisius, yang resmi dibuka 19 Agustus 1948.
Murid angkatan pertama berjumlah 65 orang dan itu merupakan campuran putra-putri. Waktu itu tempatnya menumpang di ruang atas SMP Bruderan Kidul Loji.
Seiring berjalannya waktu, SMA Kolese De Britto yang awalnya sekolah campuran putra dan putri kemudian dipisah.
Siswa putra menempati gedung di Jalan Bintaran Kulon 5, ini diasuh para romo Jesuit, dan memakai nama SMA Santo Johanes De Britto.
Siswa putri di bawah asuhan para suster Carolus Borromeus, menempati gedung di Jalan Sumbing 1 (sekarang Jalan Sabirin). Mereka memakai nama SMA Stella Duce yang berarti Bintang Penuntun.
Kemudian SMA Kolese De Britto mengalami perpindahan gedung sekolah, yakni di daerah Demangan.
Peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan gedung baru dilakukan Mgr. A. Soegijapranata, S.J. yang waktu itu menjabat Vikaris Apostolik Semarang.
Pada 9 Juni 1953, oleh Pembesar Serikat Jesus di Roma, nama SMA Santo Johanes De Britto diubah menjadi SMA Kolese De Britto.