HAI-Online.com - Seniman muda Catur Agung Nugroho hadirkan kepala banteng di pameran Silang Saling: Titian dan Undakan di Taman Budaya Yogyakarta, Senin (18/7) kemarin.
Menurut Catur, karya berjudul 'Euforia Bermain Api' ini cukup relevan dengan apa yang terjadi saat ini yang dirasakan generasinya.
"Generasiku mengalami krisis kepercayaan. Kepercayaan terhadap segala keputusan ataupun kebijakan-kebijakan yang terjadi atau dibuat oleh pemangku kekuasaan saat ini," ucap Catur.
Seniman muda yang sedang menempuh pendidikan di Institut Seni Indonesia Yogyakarta ini memakai beragam objek seperti lilin dan api, ruang berwarna merah, poster korban kekerasan negara, hingga kepala banteng sebagai simbol-simbol karyanya.
Baca Juga: Pameran 'Silang Saling: Titian dan Undakan' Jadi Ruang Eksplorasi Seniman Muda Jogja!
"Kepala banteng sendiri adalah sila keempat dan sila keempat itu membahas tentang demokrasi. Nah itu relate dengan apa yang aku tampilin," kata Catur sambil menunjuk poster-poster wajah korban penghilangan paksa.
Untuk pemilihan simbol api, menurut Catur elemen api nggak cuma sebagai simbol yang mudah terbakar aja, tapi bisa juga dilihat sebagai salah satu simbol suci dalam ritual keagamaan.
"Api juga sebagai hal yang suci, di beberapa ritual keagamaan api disimbolkan sebagai elemen melepas, elemen mengenang, untuk orang-orang yang sudah nggak ada," ucap seniman asal Wonosobo itu.
Secara garis besar, karya seni 'Euforia Bermain Api' milik Catur ini menghadirkan relasi antara politik dan sosial sebagai landasan dalam berkarya.
Baca Juga: Seniman Rizka Azizah, Angkat Mitologi Kalimantan dari Kain Makam Jadi Karya Seni di ARTJOG 2022
"Di dalam karya yang meruang inilah Catur mengambil fragmen-fragmen topik yang menurutnya menjadi consent dalam melihat relasi politik dan sosial yang dibangun di atas puing-puing reformasi saat ini," tulis Andika Wahyu sebagai penulis dalam karya ini.