Lo Sering Merasa Anxiety? Dengar Nih Cara Chris Evans Mengatasinya!

HAI-ONLINE.COM - Buat Generasi Z atau millenials kosa kata ‘anxiety’ emang bukan hal yang baru lagi. Apakah lo salah satunya yang sering mengalami kecemasan? Baru-baru ini Chris Evans membagi tips bagaimana cara dia mengatasi masalah yang dihadapinya selama bertahun-tahun karirnya.

Setelah 10 tahun bekerja sama dengan Marvel dan mendapatkan peran penting di Marvel Cinematic Universe, Chris Evans akhirnya cabut setelah Avengers: Endgame di tahun 2019. Setelah itu, doi tampil di beberapa film dan salah satu yang paling terkenal adalah perannya mengisi suara Buzz di film Lightyear.

Melansir dari Screenrant, sebelumnya, aktor pemeran Captain America di MCU ini membuka topik mengenai permasalahan anxiety yang dihadapinya di tahun 2018. Saat itu, untuk pertama kali ia menolak perannya sebagai Steve Rogers dan mengambil salah satu keputusan terpenting dalam hidupnya.

Baca Juga: Ketemu di FIlm Lightyear, Chris Evans Minta Maaf Ke 'Bapaknya' Thanos

Dalam wawancaranya bersama MTV News, Evans membagian detil mengenai permasalahan anxiety yang dialaminya dan cara menanganinya.

“Seperti kebanyakan kegugupan dan kegelisahan di kehidupan, ini adalah tentang ketakutan akan apa yang akan terjadi. Lo tahu ketika lo masih bisa mengontrol pikiran lo dan berada di tubuh lo, ketakutan itu akan pergi. Anxiety pada umumnya akan membuat kita hidup di luar momen sekarang, seperti menganalisa masa lalu dan mencemaskan masa depan,” ujar Chris Evans.

Ia juga menambahkan karirnya selama sepuluh tahun terakhir punya dampak besar dengan anxiety yang dihadapinya.

“Jadi, selama sepuluh tahun membuat film-film itu dan dipaksa untuk tampil di ‘panggung besar’, lo paham akan ketakutan lo nggak akan menjadi kenyataan. Setiap hari lo akan punya kesempatan untuk membangun realita di depan dan mulai menghargai masa sekarang, menghargai pikiran lo, dan mengetahui cara untuk menghentikan pikiran lo membuat suara-suara yang aneh.” Ujar Chris Evans.

“Semuanya akan berjalan lancar dan baik-baik saja, selalu, selalu, dan selalu. Ini adalah tentang level perspektif yang lo lihat,” imbuhnya.

(*)