Jefri Nichol: Jadi Kurir dan Pengedar Sabu itu Kayak Prakarya!

HAI-ONLINE.COM -Aktor muda Jefri Nichol kembali menunjukkan kebolehannya bermain peran lewat film Jakarta vs Everybody, yang tayang terbatas di Bioskop Online mulai 19 Maret 2022.

Jefri memerankan sosok Dom, seorang anak rantau yang hijrah ke ibu kota untuk mengejar mimpi menjadi aktor terkenal.

Naasnya, Dom malah terjebak ke dalam pergaulan para pengedar sabu-sabu. Jefri menilai karakter Dom lumayan jauh berbeda dari dirinya dan perannya cukup menantang bagi aktor kelahiran 1999 ini.

Baca Juga: Heboh OnlyFans, CEO-nya Klarifikasi: Nggak Cuma 18+, Konten di Platform Ini Berkembang

“Sebenarnya bagian relatable aku sebagai Dom itu cuma di bagian awalnya, waktu jadi aktor itu, selebihnya wah nggak (tidak sama seperti seorang Jefri Nichol),” ungkapnya dalam jumpa pers virtual yang diadakan pada 18 Maret 2022.

Terdapat pengalaman unik selama pendalaman karakter Dom, Jefri merasa terbantu sebab dipertemukan dengan mantan kurir pengedar sabu.

Di situlah ia belajar bagaimana membuat paket sabu dan tata cara pengirimannya. Model video klip Noah ini juga mengatakan ternyata menjadi pengedar sabu itu hal yang susah sampai ia menyebutnya sebagai prakarya.

Nggak berhenti di bagian kurir sabu, film ini memiliki bagian menantang lain yaitu adegan ranjang.

Jefri Nichol dituntut beradegan ranjang dengan lawan mainnya. Nggak main-main, ia melakukan adegan ranjang bersama Dea Panendra dan aktris legend, Wulan Guritno!

Bagi Jefri Nichol, Jakarta vs Everybody adalah film yang cukup menantang. Meski begitu, ia mengakui nyaman berperan sebagai seorang Dom di film karya sutradara Ertanto Robby Soediskam ini.

Baca Juga: Noah Remake Video Klip ‘Bintang Di Surga’ Pakai Teknologi CGI

Jakarta vs Everybody lengkapnya bercerita tentang Dom (Jefri Nichol) yang memutuskan pergi merantau ke Jakarta untuk mengejar mimpinya sebagai aktor. Di tengah berbagai kesulitan hidup yang menimpanya, ia bertemu dengan Pinkan (Wulan Guritno) dan Radit (Ganindra Bimo) yang membawanya semakin terperosok ke gelapnya kehidupan metropolitan Jakarta. Apakah Dom berhasil memperjuangkan mimpinya?