Follow Us

Punya Gejala Mirip, Begini Perbedaan Penyakit TBC dengan Covid-19

Fathia Yasmine - Kamis, 24 Maret 2022 | 12:51
Ilustrasi fakta
Dok. STPI

Ilustrasi fakta

Hai-Online.com – Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu penyakit menular yang perlu mendapat perhatian khusus di Indonesia. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis ini bisa menginfeksi siapa saja, baik lansia, orang dewasa, maupun anak-anak.

Sayangnya, enggak semua orang mengetahui cara penularan dan gejala penyakit TBC. Apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19, perhatian masyarakat, termasuk kaum muda cenderung tertuju pada risiko penularan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Padahal, virus TBC juga tak kalah berbahaya. Dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), TBC telah membunuh sekitar 1 miliar orang dalam dua abad terakhir dan diperkirakan ada 104 juta kasus TBC baru di seluruh dunia.

Penularan TBC juga memiliki skema yang mirip dengan Covid-19. Masih dikutip dari Kemenkes, TBC dapat menular melalui air liur atau droplet dari orang dengan TBC saat bersin dan batuk. Bakteri pada droplet tersebut juga bisa bertahan di udara.

Baca Juga: 5 Fakta Tentang UTBK-SBMPTN 2022 yang Harus Lo Tahu! Semoga Berhasil!

Begitu pun dengan gejala TBC, umumnya hampir sama dengan Covid-19 yang mengalami batuk disertai demam. Namun, menurut laman Covid19.go.id, terdapat beberapa gejala lain yang membedakan kedua penyakit tersebut.

Ketika terkena Covid-19, gejala yang ditimbulkan umumnya berupa demam, sakit kepala, batuk kering yang berubah menjadi batuk berdahak, nyeri tenggorokan, dan sesak nafas. Ketika mendapatkan pengobatan yang tepat, berbagai gejala di atas akan membaik setelah 14 hari.

Sedangkan pada kasus TBC, batuk tak kunjung reda meski telah melewati 14 hari. Di samping mengalami demam, batuk juga bisa bercampur dengan darah.

Seiring dengan keluhan tersebut, orang dengan TBC juga kerap mengalami sesak napas, berat badan menurun, sulit tidur, dan berkeringat di malam hari.

Baca Juga: HAI Demos: Menghayati Lamunan dengan Serius Bersama Mati Di Saturnus

Selain mengenali gejala-gejalanya, cara untuk memastikan seseorang terkena TBC adalah dengan melakukan pemeriksaan menggunakan metode Tes Cepat Molekuler (TCM). Tes tersebut akan menguji dahak orang yang terduga TBC untuk melihat apakah terdapat bakteri mycobacterium tuberculosis atau tidak.

Jangan percaya mitos terkait TBC

Saat ini, masih banyak mitos mengenai TBC yang menimbulkan stigma negatif pada pasien TBC. Salah satu mitos yang beredar adalah TBC merupakan penyakit bawaan atau keturunan sehingga tidak bisa sembuh. Kamu sebaiknya tidak memercayai mitos tersebut.

Dilansir dari pemberitaan Kontan, TBC bisa disembuhkan total apabila rutin dan disiplin mengonsumsi obat dari dokter. Di samping itu, TBC juga bukan penyakit keturunan dan penyakit yang rentan menular.

Seperti dijelaskan sebelumnya, TBC hanya bisa menular melalui droplet yang menyebar lewat udara, sehingga semua orang berpotensi tertular TBC.

Baca Juga: Aktor Morbius, Matt Smith Akui Belum Paham Karakter Marvelnya Sendiri

Bagi kamu yang memiliki kerabat atau keluarga yang terkena TBC, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memantau kesehatannya setiap hari. Adapun cara ini bisa dilakukan dengan mengunjungi situs https://141.stoptbindonesia.org

Sebagai informasi, situs tersebut merupakan bagian dari inisiasi Stop TB Partnership Indonesia untuk mendukung Kementerian Kesehatan memutus mata rantai penularan TBC, melalui kampanye #141CekTBC dan #TOSSTBC (Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh).

Melalui situs ini, kamu bisa mendapatkan informasi lengkap tentang TBC, mulai dari cara mencegah penularan TBC, mitos seputar TBC, hingga mengetahui cara mendapatkan pemeriksaan yang tepat untuk gejala TBC.

Untuk lokasi pemeriksaan, kamu juga bisa menghubungi layanan chatbot 141CekTBC melalui WhatsApp di nomor 0811-9961-141. Chatbot akan memberikan daftar fasilitas kesehatan terdekat dan mengarahkan langsung untuk berkonsultasi online dengan dokter di platform Halodoc dan komunitas TBC terdekat.

Editor : Hai

Latest