HAI-ONLINE.com - Tim peneliti IPB University yang tergabung dalam Rumah Sawit berikan pelatihan Pemanfaatan Lidi Sawit kepada pengrajin lidi di Desa Timbang Lawan, Langkat, Rabu (23/03/2022) kemarin.
Pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari penelitian di bidang pengabdian kepada masyarakat yang disponsori oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Riset ini fokus pada tiga aspek, yakni pemberdayaan ekonomi, optimalisasi fasilitas kesehatan masyarakat dan fasilitasi kegiatan pendidikan.
Ketua Peneliti, Dr Anna Fatchiya mengungkapkan kalau pelatihan ini salah satu bagian pemberdayaan ekonomi perempuan, agar perempuan dapat bekerja di sektor produktif. Selain itu, ia ingin memaksimalkan penjualan lidi sawit dengan harga jual yang tinggi.
“Kami memfasilitasi kegiatan pelatihan pemanfaatan lidi sawit untuk pembuatan piring dan keranjang. Kegiatan ini diikuti oleh 18 perempuan pengrajin lidi. Selama ini, para perempuan tersebut menjual lidi sawit dalam bentuk sapu lidi dengan harga jual sebesar Rp 3.300 per kilonya. Sementara dalam satu hari, mereka dapat menghasilkan maksimum 10 kg per hari,” ujar Anna dikutip dari laman IPB.
Oleh karena itu, pelatihan ini menghadirkan Ponari, seorang pengrajin piring lidi sawit. Menurutnya, potensi bisnis pembuatan piring ini bisa meningkatkan pendapatan sampai 100 persen.
Baca Juga: Olah Limbah Teh dan Ampas Sayur, 3 Mahasiswa UNS Raih Penghargaan Internasional
“Dari satu kilogram lidi bisa menghasilkan 5 sampai 6 piring yang bisa dijual 6 ribu rupiah. Artinya, jika rata-rata para peserta menghasilkan 10 kilogram, setiap peserta dapat menaikkan pendapatannya dari 33 ribu rupiah menjadi sekitar 300 ribu rupiah,” jelas Ponari.
Menanggapi hal itu, salah satu anggota peneliti, Fredian Tonny berharap pelatihan ini dapat diterapkan mengingat para peserta hampir seluruhnya berasal dari kelompok rentan (lapisan ekonomi-bawah), dan sebagian di antaranya merupakan perempuan berstatus janda.
Dengan memproduksi piring sawit ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi keluarga secara signifikan.
(Tanya Audriatika)