Follow Us

Olah Limbah Teh dan Ampas Sayur, 3 Mahasiswa UNS Raih Penghargaan Internasional

Ricky Nugraha - Rabu, 23 Oktober 2019 | 14:00
3 Mahasiswa UNS yang berhasil raih penghargaan di The 2nd World Invention and Technology Expo (WINTEX)
Dok. Universitas Sebelas Maret

3 Mahasiswa UNS yang berhasil raih penghargaan di The 2nd World Invention and Technology Expo (WINTEX)

HAI-online.com - Tiga mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil melakukan inovasi dengan mengubah sisa pengolahan atau limbah barang yang digunakan sehari-hari menjadi sesuatu yang berguna.

Ketiga mahasiswa itu adalah Ruby Agil Hasan (D3 Agribisnis Agrofarmaka 2017), Muh Taufiek Heryansyah (D3 Agribisnis Hortikultura 2018), dan Panji Karuniatama Putra (D3 Agribisnis Hortikultura 2018).

Penemuan ketiga mahasiswa ini pun berhasil meraih dua penghargaan berupa medali emas dan penghargaan khusus dari Sri Lanka pada ajang “The 2nd World Invention and Technology Expo (WINTEX)” di Jakarta.

Mereka mengangkat tema penelitian “Mengoptimalkan Potensi Ampas Teh, Limbah Sayur Pasar dan Kotoran Ternak sebagai Pupuk Organik Cair di Desa Kemuning, Karanganyar”.

Baca Juga: Udah Dapet Undangan dan Toga, Mahasiswi Ini Gagal Wisuda karena Nggak Buat Laporan ke Pemberi Beasiswa

Menurut Taufiek, inovasi ini dilatarbelakangi oleh keberadaan limbah ampas teh yang melimpah di Desa Kemuning sebagai penghasil teh terbanyak di Karanganyar.

“Selain itu, mata pencarian penduduk sekitar juga peternak hewan, seperti kambing dan sapi dengan limbah kotoran ternak. Tidak kalah potensialnya, terdapat pasar tradisional Kemuning, di mana banyak sayuran yang terbuang percuma atau busuk dan menjadi limbah,” ucap Taufiek, seperti dipublikasikan di laman resmi UNS.

Timnya melakukan persiapan awal dengan melakukan pendaftaran produk ke WINTEX untuk dikurasi dan dinyatakan lolos. Kemudian pada tahap pembuatan produk, tim ini berhasil setelah dua kali percobaan.

Pembuatan pupuk juga sempat gagal pada percobaan pertama karena wadah berupa botol air mineral yang digunakan terlalu sempit.

Baca Juga: Keren, Kampus Ini Pakai Robot Rancangan Mahasiswanya Saat Upacara Wisuda

Setelah berhasil, produk yang kemudian diberi nama “Tealof Wilavette (Tea Waste As Liquid Organic Fertilizer With Livestock Manure and Vegetable Market Waste)” itu diharapkan bisa dipasarkan di masa mendatang.

Namun, mereka akan mengkaji lebih dalam lagi mengenai harga produk supaya bisa menjangkau petani-petani kecil, serta perlu melakukan tinjauan ulang pada strategi pemasaran agar mampu bersaing di pasaran.

Source : Kompas.com

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest